29. Drama

2.9K 192 11
                                    

YOWWW GUYS!
APA KABARRR SEMUAAA?




langsung ajaaa
semoga suka

tandai kalau ada typo🤠




"Senang, hm?" Raga bertanya kepada Ayna ketika gadis itu berdiri di dekatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Senang, hm?" Raga bertanya kepada Ayna ketika gadis itu berdiri di dekatnya.

Ayna menganggukkan kepalanya dengan senyum yang tak luput dari wajahnya.
"Tapi gue masih kesel sama lo," ujar Ayna sembari melirik Raga sinis.

Raga terkekeh pelan mendengarnya. Sejak kapan istrinya menjadi sangat menggemaskan seperti ini.  Benar-benar lucu.

"Tatap terus sampai mampus," sindir Arzan kepada Raga.

"Iri?" tanya Raga.

"Buat apa gue iri sama lo?" balas Arzan tak mau kalah.

Raga memilih diam, malas menanggapi Arzan yang sudah pasti tidak akan ada habisnya.

"Kena mental bos?"

Arya yang mendengarnya pun menempeleng kepala Arzan, "Jamet lo!"

"Apasih." Arzan melotot ke arah Arya membuat ekspresi segarang mungkin namun malah terkesan menjijikkan.

Puk

Zia melempar bantal berukuran kecil yang ada disana ke arah Arzan.
"Gak ganas lo begitu Zan. Malah kayak jamet lo begitu," ujar Zia.

"Lo punya masalah apasih sama gue Zi?" tanya Arzan dramatis.

"Lo udah makan macaron di kue Ayna, Zan. Padahal gue kepingin banget makan itu. Tapi lo habisin semuanya. Kecewa gue sama lo," balas Zia tak kalah dramatis. Jangan lupa dengan air mata palsunya yang menambah bumbu drama dadakan ini.

Arzan kemudian mendekat ke arah Zia membawa tangan gadis itu untuk digenggamnya, "Maafin ayah ya Nak. Ayah enggak tau kalau kamu kepingin macaron itu."

Zia menepis tangan Arzan, "Gak! Zia gak akan maafin ayah!" Entah Zia yang terlalu menjiwai atau apa. Air mata Zia turun semakin deras.

Adiba menutup mulutnya menggunakan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya membawa ponsel, merekam semua drama itu.

"Kenapa nak?"

"Karena lo bukan ayah gue!"

Arzan menutup mulutnya terkejut, dia menjatuhkan dirinya yang tadinya duduk di sofa menjadi setengah berbaring di lantai.
"Kamu bicara apa nak? Ayah ini Ayah mu."

Zia membuang wajahnya, "Tidak! Ayahku yang sebenarnya adalah dia!" tunjuk Zia asal dan ternyata ia menunjuk Erza.

Erza yang ditunjuk pun menghela nafasnya, dia lagi. Apakah dia akan mengikuti drama gila ini?

RAGAYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang