20. Sabar

3.2K 201 0
                                    

HAIIIHOOO

HOW ARE YOU, GUYS?

KALAU ADA TYPO JANGAN LUPA TANDAI YES!
OKE
SELAMAT MEMBACA

Satu Minggu telah berlalu, kematian Lisna membuat semuanya berubah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Satu Minggu telah berlalu, kematian Lisna membuat semuanya berubah.
Perselingkuhan Ardi yang terkuak, membuat dirinya jauh dari anak-anaknya.

"Raga, please," mohon Ayna saat melihat Raga yang akan pergi ketika Ardi datang ke meja makan.

"Oke."

"Raga," panggil Ardi yang dijawab deheman malas oleh Raga.

"Papa mau ngomong sama kamu dan Lingga. Nanti, bisa tolong suruh Lingga ke sini?"

"Ya."

Ayna hanya diam mendengarkan, dia tidak ingin ikut campur urusan anak dan ayah itu.

"Raga selesai. Ayo Ay," ujar Raga sembari sedikit membanting sendok yang di pegang oleh nya.

"Oke," jawab Ayna.

"Ayna sama Raga berangkat dulu Pa, Assalamualaikum," ujar Ayna sedikit berteriak, karena dirinya sudah di tarik oleh Raga.

"Kenapa?"

"Males Ay."

"Raga---"

Ayna seketika menghentikan ucapannya, ketika melihat tatapan tajam dari suaminya.

"Diem Ay," ujar Raga dingin.

Ayna hanya menganggukkan kepalanya, menjawab pertanyaan Raga. Semenjak kematian mama Lisna, sikap Raga bertambah dingin dari sebelumnya. Namun, terkadang ia bertingkah seperti biasa.

"Ayo," ajaknya berusaha mengalihkan tatapan Raga.

"Hmm."

Keduanya berjalan menuju mobil yang telah disiapkan. Ayna menengguk salivanya kasar, kemudian masuk ke dalam mobil. Mendudukkan dirinya disana, dengan perasaan yang tidak tenang.

"Jangan takut," ujar Raga yang mengerti gelagat Ayna.

"Ha?"

"Ck, budek."

"Kok ngatain? Gue kan nanya. Orang lo ngomongnya pelan banget, mana denger gue," ujar Ayna tak terima.

"Lo aja yang conge."

Lagi-lagi Ayna menghentikan ucapannya yang akan keluar, ketika ia melihat Raga yang menatapnya tajam.

"J-jangan liatin kaya gitu, a-ayo jalan. Nanti telat, hehe," ujar Ayna berusaha mengalihkan tatapan tajam Raga.

Ayna mengalihkan pandangannya ke arah depan, kemudian matanya melirik ke arah Raga karena ia masih merasakan tatapan Raga.

"K-kenapa masih liatin? C-cantik ya gue?" Ayna menengguk saliva nya kasar. Sumpah demi apapun, Ayna saat ini benar-benar ketar ketir.

RAGAYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang