19. Pelaku

3.2K 219 7
                                    

Hai👋
APA KABARNYA?
BAIK?
ALHAMDULILLAH.

jangan lupa vote, ya
komen juga dong 😄

oke
selamat membaca

oke selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya Allah."

Ayna terbangun ketika merasakan suhu ruangan yang dingin ditubuhnya. Matanya melirik ke arah jam, dan ternyata baru menunjukkan pukul 4 pagi.

Lengannya terasa kebas, karena Raga yang tertidur disana dengan kepala yang berada di ceruk lehernya. Entahlah jam berapa Raga tidur, itupun karena dia meminum obat tidur.

Tangannya terarah untuk merapihkan rambut Raga, Ayna mengusap mata Raga yang masih terdapat sisa-sisa air mata disana. Ayna kemudian dengan hati-hati menyingkirkan kepala Raga dari lengannya. Setelahnya, Ayna menarik selimut yang berada tak jauh darinya.

Setelah menyelimuti tubuh Raga dengan selimut, Ayna melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Saat dirinya menuruni tangga ternyata dibawah ada beberapa keluarga Raga yang tengah duduk di ruang keluarga.

"Eh, Ayna. Sini Ay," ujar Rina tante Raga.

"Iya Tan," jawab Ayna kemudian ikut duduk bersama.

"Raga gimana Ay?" tanya Rina saat Ayna duduk di sebelah Indah.

"Ya gitu Tan," jawab Ayna seadanya.

"Dia sekarang dimana?"

"Masih tidur Tan, semalem dia maksa minum obat tidur."

"Lingga juga," sahut Indah sedih.

Ayna menoleh menatap Indah yang berada di sampingnya. Kemudian tangannya bergerak untuk menyentuh perut Indah.

"Kak Indah jangan sedih-sedih, nanti dede bayi nya juga ikutan sedih," ujarnya seraya tersenyum.

Indah hanya membalas ucapan Ayna dengan senyuman.

"Loh Indah hamil?" tanya Tante Dini -tante Raga.

"Iya, tante," jawab Indah.

"Ya Allah, Lisna." Tante Dini meneteskan air matanya.

"Orang yang nabrak kamu harus segera ditangkap. Tidak bertanggung jawab, sudah merenggut nyawa orang malah kabur," ujar Tante Dini marah.

"Iya Din, polisi lagi nyari bukti. Anak buahnya Ardi juga ikut andil."

"Papa Ardi, gimana Tan?" tanya Ayna mengingat ayah mertuanya.

"Dikamarnya Ay, dari tadi gak keluar."

"Ketiga laki-laki itu, kehilangan satu wanita berharga di hidupnya."



~~~

RAGAYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang