Chapter - 7 🛸

2.1K 201 0
                                    

"Kemana Mark Hyung? Ini bahkan sudah lebih dari 15 menit. Jalan kesini ( rooftop) bahkan hanya memerlukan 5 menit saja" gumam donghyuck.

Saat sedang asyik asyik nya memandangi pemandangan dari atas, netra nya tak sengaja mendapati 2 orang yang sangat di hapalnya yang sedang berjalan menuju parkiran. Nampaknya mereka akan pergi, dan benar saja tak butuh waktu lama mobil sedan berwarna merah maroon itu sudah melaju pergi.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Sekali lagi; donghyuck hanya bisa menatap nanar nasib nya, dia sudah biasa seperti ini. Selalu menjadi orang yang tersakiti di hubungannya...dan sialnya selalu saja ada celah untuk memaafkan Mark, dia mencintai Mark. Sangat! Mark juga mengatakan dia mencintai nya tapi sikapnya sangat berbanding terbalik dengan apa yang dikatakannya. Hanya senyum getir yang bisa donghyuck tampilkan sekarang dan kemudian pergi dari rooftop. Ah sekolah bahkan selesai setengah jam yang lalu dan dia sekarang baru pulang.

"Aku pulang" ucap donghyuck membuka pintu rumah nya dan melihat sekelilingnya tidak menemukan wanita yang amat dia cintai itu.

Dia mencari wanita itu didalam dapur, karena biasanya dia akan berada di dapur jika jam seperti ini, tapi di mana dia sekarang? Didalam kamar pun tidak ada.
Lantas dia merogoh kantong nya bermaksud mencari benda pipih itu dan segera menyalakan nya untuk mendeal nomor.

panggilan tersambung "eomma?"

"Ah hyuckie kau sudah pulang?" tanya eomma haechan disebrang sana.

"hmm, aku sudah pulang. Eomma dimana? Aku mencari mu tapi tidak ada..."

"Maafkan eomma hyuckie , eomma ada di Thailand sekarang" .Jawab eomma haechan lagi dan dia bisa menebak jika anak nya akan mengoceh sebentar lagi.

"Thailand? Ya eomma! eomma kethailand tanpa membawaku? Bahkan tidak memberi tahu hyuckie" kesal donghyuck karena sudah lama dia tidak menginjakkan kaki nya di negara kelahirannya wanita tercintanya itu.

Terdengar suara kekehan dari sebrang sana, sekarang dia bisa memastikan bahwa anak bungsu nya itu bisa sedang kesal dengan nya sekarang dengan ekspresi yang menggemaskan pastinya.

"Eomma bukan nya tidak mau memberitahu mu tapi ini mendesak hyuckie...nenek sedang sakit, jadi eomma harus mengunjungi nya. Eomma bersama appa mu juga disini"
tutur eomma haechan dan membuat haechan tambah lebih kesal, kenapa? Karena pria yang dicintainya juga ikut bersama wanita yang dicintainya. Ughh dia yakin bahwa ayahnya nya itu mempunyai tujuan khusus Disana. DIA YAKIN SANGAT! apalagi ayah nya itu sangat bucin dengan eomma nya.

Menghela nafas karena memikirkan dia yang akan tidur sendirian di rumah "Eomma, aku akan tamba kesal jika pulang nanti eomma tidak membawakan ku oleh-oleh! Aku serius akan marah" kesal haechan.

Lagi lagi terdengar kekehan dari sebrang sana, bukan dari eomma nya melainkan dari ayah nya.

"Baiklah sayang, ayah akan membawakan mu oleh-oleh kalau begitu" jawab ayah haechan santuy disertai kekehan, dia sangat tahu jika anak nya itu tidak suka berjauh jauh dengan eomma nya.

"ayah! Jangan mengambil kesempatan dalam kesempitan Disana"
Haechan tahu sangat tahu bahwa kadar kemesuman ayah nya ini terlalu tinggi, dia selalu mengambil kesempatan saat saat tertentu dan berakhir haechan kadang mencyduk nya dengan muka garang nya.

Dan. ingat. aku. tidak. ingin. adikkkk. titik!!" Haechan menekankan setiap katanya nya tanda dia benar benar tak ingin. Padahal ayah John hanya menggoda nya tidak mungkin juga dia yang berumur hampir kepala 4 itu ingin memiliki anak lagi, haechan yang umurnya sudah 18 itu saja sudah seperti bayi baginya.

"Kalau itu ayah akan memikirkan nya lagi bear, dadah ayah mau bersenang-senang dulu sama eomma" dan kemudian mematikan telfon sepihak.

"Kau ini, dia akan tambah kesal kepada kita John" tutur eomma haechan atau Ten leechaiyapornkul.

"Aku sudah jarang mengerjai baby bear Kita Ten, arghh aku sangat bingung kenapa dia makin menggemaskan saja" gerutu Johnny sedikit mengacak rambut nya, sungguh ! Anak nya itu makin kesana makin menggemaskan saja Johnny kan harus siaga satu melindungi baby bear nya dari seme seme kelaparan.

"Ugh benih benih ku emang unggul sekali, iyakan Ten" Johnny menatap suami kecilnya yang sedang asyik dengan apa yang di tonton nya.

"Dia anak ku tentu saja sangat menggemaskan" bela Ten dengan pose menangkap wajah nya dan menatap Johnny bagaikan anak kucing.

Astaga! kenapa pula suami kecilnya ini membuat pose seperti itu. Bagian selatan nya sudah agak mengeras melihat keimutan dari suami nya ini, ingin segera dia menerkam nya.

"Sayang, tolong jangan buat ekspresi itu. Kau ingin little Johnny bangun?" Tanya Johnny sambil menetralkan jantung nya melihat serangan keuwuan tiba tiba.

TBC.


[!¡] Can i? - Markhyuck.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang