Chapter 39.

2.9K 154 41
                                    

Hari sudah malam - sangat tak terasa ; haechan setelah tiba dirumah nya tadi langsung mengurung dirinya dalam kamar. Tak menghiraukan panggilan sang mommy yang menyuruh nya makan, bahkan sang mommy sudah teriak teriak namun haechan masih tak menghiraukan nya (2),  mood haechan sedang tak baik bahkan untuk berjalan saja rasanya tak kuat. Pikirannya kini di penuhi nama Mark Mark Mark, tak bohong jika dia cukup terkejut melihat wajah sedih Mark saat di depan gerbang tadi. Untuk pertama kalinya dia melihat ekspresi sedih dari Mark, haechan tak bohong jika ada rasa senang di hatinya saat melihat wajah Mark tadi. Dia jad berpikir apa Mark benar benar mencintai nya sehingga dia sedih seperti itu? Atau dia sedih karena tidak akan ada orang bodoh yang selalu berharap Padanya. SIALAN itu umpatan favorit haechan.

Mark kemudian mengacak rambut nya, menarik sekuat kuat nya "Arghhh bodoh - bodoh" ucap Mark memukul dirinya sendiri "dasar bodoh, Mark Jung bodoh dasar pecundang" racau Mark lagi, Mark berusaha jalan dengan pusing yang menderai, berjalan ke arah luar apartemen.

.
.
.

Hari sudah malam - sangat tak terasa ; haechan setelah tiba dirumah nya tadi langsung mengurung dirinya dalam kamar dan jangan lupakan dirinya yang sempat menenggelamkan diri nya di bathtub.  haechan tak sedang mencoba bunuh diri ya guys, dia tiba tiba ingin saja.

Sedari tadi Ten sudah memanggil haechan namun Tak dihiraukan,  bahkan sang mommy sudah teriak teriak namun haechan masih tak dihiraukan lagi(2),  mood haechan sedang tak baik bahkan untuk berjalan saja rasanya tak kuat. Pikirannya kini di penuhi nama Mark Mark Mark, tak bohong jika dia cukup terkejut melihat wajah sedih Mark saat di depan gerbang tadi. Untuk pertama kalinya dia melihat ekspresi sedih dari Mark, haechan tak bohong jika ada rasa senang di hatinya saat melihat wajah Mark tadi. Dia jad berpikir apa Mark benar benar mencintai nya sehingga dia sedih seperti itu? Atau dia sedih karena tidak akan ada orang bodoh yang selalu berharap Padanya. SIALAN itu umpatan favorit haechan.

Mark kemudian mengacak rambut nya, menarik sekuat kuat nya "Arghhh bodoh - bodoh" ucap Mark memukul dirinya sendiri "dasar bodoh, Mark Jung bodoh dasar pecundang" racau Mark lagi, Mark berusaha jalan dengan pusing yang menderai, berjalan ke arah luar apartemen yang entah kemana arah nya.

"Ahh" Mark meringis merasakan pusing yang makin menjadi jadi saja, sambil memasuki mobil nya dan berusaha memasukkan kunci kelabang yabg tepat.

.
.
.

"Mom, berhenti memanggilku" ucap haechan kesal karena sang mommy masih saja kekeuh memanggilnya "kalau begitu turun cepat untuk makan atau mommy yang menyuruh Daddy mendobrak pintu mu ini" teriak Ten jengah kepada sikap anak nya, haechan mengembuskan nafas nya - dia tahu betul mommy nya takkan berhenti begitu saja sebelum mendapati kemauannya "iya iya haechan akan turun" balas haechan teriak membuat Ten di luar pintu mengangguk puas lalu meninggalkan kamar haechan.

Johnny sudah terbiasa dengan suasana seperti itu, tapi bedanya kali ini dia sendirian, karena sebelumnya dia bersama aheng menikmati suatu adegan yang merusak telinga. Semenjak aheng menikah dia jarang pulang apalagi jarak China dan Korea lumayan jauh membuat anak sulungnya itu hanya datang jika ada acara acara penting.

"Huh ajarin mu John benar benar menguras tenaga ku" ujar teen mendudukkan pantat nya diikuti yang berada disampingnya suaminya, menggerutu bagaimana bisa anak nya setiap hari membuat tensi nya naik.

"Dia juga anak mu mom bahkan sifat nya 11 12 dengan mu" ucap Johnny tanpa mengalihkan tatapannya dari koran yang dia dapat pagi ini.

"Dasar Johhny menyebalkan" ucap Ten cemberut membuat Johhny mengalihkan tatapan nya, menatap sang istri yang masih nampak muda saja "jangan cemberut seperti itu, aku lagi malas untuk olahraga ranjang" ucap Johhny sambil memamerkan senyum miring nya "Dasar mesum, siapa juga yang mau huh? Padahal baru ku goda sedikit kamu pun langsung bakal horny" ujar Ten sedikit jengkel dengan sang suami, heol! Bahkan Johnny lah yang lebih sering mengajak nya untuk nganu. Malas? Sejak kapan ada kata itu di kamus Johhny dan johnbanana.

[!¡] Can i? - Markhyuck.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang