Chapter - 6 🛸

2.2K 218 0
                                    

Haechan terkekeh melihat Jeno dan Jaemin mirip dua anak, pasalnya muka bingung mereka sangat lucu.

"dia bilang dia akan kemari, tidak apa apa?" Haechan bertanya ke Jeno dan Jaemin lebih tepatnya ke Jaemin.

"aku menolak" jawab keduanya dengan kompak, lagi.

Haechan bingung, apa dua orang ini punya ikatan batin, jika Jaemin dia memaklumi nya tapi Jeno?

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

"Jika Jaemin yang menolak aku mengerti, tapi kau juga?" Tunjuk haechan ke Jeno.

"aku lebih tua beberapa bulan darimu jika kau tahu, jangan menunjukku seperti itu" gerutu Jeno sembari menurunkan jari haechan yang menunjuk nya.

"Dasar tua!" Sarkas Jaemin kejeno sambil menatap sengit Jeno.

"dan kau bisakah tidak memancing ku terus? Apa mulut mu sangat hambar jika tidak bicara sebentar saja" sungguh Jaemin ini kenapa? Dia selalu saja menggerutu saat Jeno berada di dekatnya.

"TIDAK BISA DAN TAKKAN BISA, ADUH!!" seketika Jaemin mengaduh dan mengelus pelan jidat nya.

"argh" Jeno yang merasakan telinga nya cukup berdengung, automatis menyentil jidat Jaemin cukup keras.

"Kenapa kau menyentil ku sialan, arghh" teriak Jaemin, lagi.

"jangan berteriak bodoh! Kau fikir telinga ku tidak sakit?" Sentil Jeno sekali lagi ke jidat mulus Jaemin.

"apa aku seperti arwah disini?"

Haechan yang semula hanya menjadi penonton lagi lagi dan lagi, akhirnya muak melihat kedua orang yang terus berkelahi ini.

"Jika kalian ingin berkelahi turun ke lapangan saja!" kali ini haechan sudah tidak bisa menahan emosi nya.

" Dua kunyuk sialan ini" kesal haechan dengan menatap sinis Jeno dan Jaemin yang langsung menutup rapat mulutnya, sangat mirip anak kecil ketika dimarahi oleh orang tuanya.

"Kalian berdua pergi dari sini saja, Mark akan datang dan akan kupastikan Jaemin juga tidak akan membiarkan nya" haechan berbicara dengan tatapan sinis yang tak luput dari tadi.

Kedua orang itu segera pergi tapi sebelum keluar Jeno berbalik ke arah donghyuck.

"Hubungan ku dengan Mark tidak baik, aku berkelahi dengan nya" teriak Jeno agak kencang, karena mengingat pertanyaan haechan tadi. Setelah itu dia segera mengikuti Jaemin yang lebih dulu meninggalkan nya.

Kini hanya haechan yang ada di rooftop.

"Ada apa dengan Jeno dan Mark Hyung? Tidak biasanya.." gumam haechan entah kepada siapa.
.
.
.

"Kenapa kau mengikuti ku" ucap Jaemin agak sengit karena sedari tadi Jeno terus mengintili nya.

"Apa tidak boleh?" Jawab Jeno menatap bingung ke Jaemin.

Apa Jeno ini bodoh? sudah tahu Jaemin sangat anti dengan nya, Dia masih saja terus mengintili nya bahkan sampai kekelas nya.

"Apa kau tidak punya kelas sendiri? Kenapa mengikuti ku segala sialan!" Jaemin sedikit memijat pelipisnya, arghh berada dekat dekat dengan Jeno membuat dia naik darah seketika.

"kelas ku jauh, jadi aku memilih disini saja" Jeno menjawab sembari duduk di samping Jaemin yang kebetulan itu adalah tempat duduk donghyuck.

"terserah, aku naik darah jika harus selalu meladeni mu" akhirnya Jaemin menyerah dan memilih merebahkan kepalanya dimeja dengan tangan sebagai bantal nya.

Jeno auto sumringah karena Jaemin akhirnya menyerah, sebuah apresiasi buat Jeno. Jeno juga ikut menidurkan kepalanya persisi seperti apa yang dilakukan Jaemin, tapi jeno memilih punggung Jaemin sebagai objeknya, dia perlahan lahan menutup matanya tapi kegiatan nya sangat terganggu saat merasakan hembusan angin mengenai kulit wajah nya. Dia membuka matanya perlahan dan agak terkejut saat netranya mendapati Jaemin yang sedang mengarah kepadanya dengan mata yang terpejam, bernafas secara teratur.

"Cantik.." sebuah kata yang keluar dari mulut Jeno melihat betapa damainya sosok  yang sedang berada di depannya ini, rasanya dia tidak ingin mengedipkan matanya takut jika pemandangan yang indah ini seketika hilang. Lama memandangi wajah Jaemin membuat Jeno menutup matanya perlahan lahan – mungkin karena efek lelah, akhirnya Jeno menyusul Jaemin ke alam mimpi.
.
.
.

"Mark kau mau kemana" tanya jungwoo saat melihat Mark yang beranjak pergi dari kursinya.

Yah mereka sekarang berada di kelas. Dery, Jeno, Mark, dan jungwoo berada dalam satu kelas yang sama.

"tidak kemana-mana, ada apa?" Tanya Mark saat melihat jungwoo sepertinya ingin sesuatu.

"Bisakah kau mengantar ku pulang, ah aku rasanya ingin beristirahat Dirumah saja" jawab jungwoo.

"Baiklah, apa kau yakin tidak ingin ke RS saja?" karena Mark benar benar khawatir kepada sahabatnya yang satu ini.

"Tidak, aku yakin aku tidak apa apa" jawab jungwoo seadanya dan mulai berjalan mengarah ke parkiran beriringan dengan mark yang sudah lebih dulu ada di dalam mobilnya dan segera melaju meninggalkan sekolah.

Kegiatan mereka berdua tidak lepas dari sepasang mata yang menatapnya dari jauh –  mata itu nampak senduh.
.
.
.

Sudah lebih dari 15 menit haechan menunggu Mark yang katanya ingin menyusul nya.

"Kemana Mark Hyung? Ini bahkan sudah lebih dari 15 menit. Jalan kesini ( rooftop) bahkan hanya memerlukan 5 menit saja" gumam donghyuck.

Saat sedang asyik asyik nya memandangi pemandangan dari atas, netra nya tak sengaja mendapati 2 orang yang sangat di hapalnya yang sedang berjalan menuju parkiran. Nampaknya mereka akan pergi, dan benar saja tak butuh waktu lama mobil sedan berwarna merah maroon itu sudah melaju pergi.

TBC.

[!¡] Can i? - Markhyuck.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang