Chapter 38.

1.6K 165 12
                                    

Didalam mobil haechan hanya diam sesekali mengatur nafas nya, Johhny membiarkan anak nya itu dia paham dengan keadaan sang anak jadi dia tidak akan bertanya lagi, karena pasti sang anak akan menceritakan sendiri jika ingin.

Ting!
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Ting!

Ada notifikasi yang terdengar dari handphone haechan namun sang empun tak menghiraukan nya, dia malah sibuk menatap ke luar jendela dengan pandangan yang terlihat kosong dan tak ada semangat hidup didalam dirinya.

Saat tiba di rumah pun haechan langsung masuk saja menerobos tak menghiraukan mommy nya yang menatap bingung ke sang anak dan lebih bingung lagi melihat sang suami berada di depan nya, apa sepasang anak ini memang sudah jam nya pulang? Tapi saat melirik sebentar untuk melihat jam ke dinding nya dia mengerutkan dahi pasalnya baru jam 01 siang, ini bukan jadwal pulang untuk kedua tersayangnya.

Mendapati wajah bingung sang istri Johnny menjelaskan nya, tak jauh beda dengan Johhny - Ten pun merasa sedih, dia ikut merasakan kesedihan yang di rasakan sang anak walau tak tau masalah sebenarnya, namun melihat wajah lesu sang anak sudah menggambarkan jika masalah yang di alami sang anak cukup membebankan untuk nya.

Johhny mengusap lengan Ten "sudah, biarkan haechan tenang dulu, haechan akan cerita jika ingin namun jika tak ingin jangan memaksa nya hmm?" Ucap Johnny di angguki pelan oleh Ten.

.
.

Didalam kamar haechan hanya menatap kosong ke arah luar jendela, berkedip pun bahkan enggan rasanya dia lakukan. Memikirkan masalah yang rasanya sangat memberatkan membuat dia mengacak surai nya dan berteriak gemas ingin rasanya dia memukul sesuatu. Tak ayal dia memikirkan bagaimana bisa Mark bisa berbuat seperti itu dibelakang nya, apa dia kurang sabar untuk menghadapi sikap Mark yang selalu mementingkan orang lain di bandingnya? Apa haechan salah jika dia kini merasa dia yang paling tersakiti? Bukan kah dia memang yang bodoh karena masih mempertahankan Mark yang tiap harinya tak alpa untuk memberikan rasa sakit di hatinya? Apa selama ini belum cukup bagi Mark melihat haechan sabar menghadapinya?.

Haechan beranjak dari kamarnya berjalan ke arah kamar mandi, mengisi bathtub sampai penuh dan membiarkan satu badannya tenggelam berharap dia melupakan masalah nya barang beberapa detik.

.
.
.

"Hah aku kira kau berdekatan dengan haechan karena ingin memanas manasi haechan, tapi melihat mu membela haechan tadi dan membuat jungwoo terpojok ternyata apa yang ku fikirkan salah" ucap jaemin membuat jeno terkekeh, serius? Jaemin berpikir seperti itu padanya? "Kau pikir aku sejahat itu huh?" Katanya Jeno - "ya siapa tau " ucap jaemin menatap malas ke arah depan nya yang menampilkan pasangan yang sedang kasmaran, saat ini mereka ada di cafe yang tak jauh dari sekolah. Ya mereka ikut membolos juga - Jaemin dan Jeno tak sealim itu jika kalian ingin tau.

"Ternyata pikiran mu sepicik itu" ejek Jeno membuat Jaemin kesal "sialan" umpat Jaemin "wajah mu yang unyu tak sinkron dengan mulut mu yang pedas itu" ujar Jeno sedikit tak suka saat Jaemin mengumpat "aku tak peduli" kesal Jaemin pada Jeno, entah mengapa ketika bersama Jeno , Jaemin bawaan nya ingin mengumpati pria yang sialnya tampan ini.

.
.
.

"Aku tidak menyangka dia seperti itu"

"Apa kalian melihat nya tadi? Wah aku berada menonton drama"

"Menjijikkan, bagaimana bisa dia selingkuh dengan teman nya sendiri saat dia tau teman nya itu mempunyai pacar"

"Aku sudah curiga dari dulu kalau Mark itu sebenarnya tidak cinta dengan haechan"

"Lihat, dia sekarang mencari perhatian dengan murid baru itu"

Bisik bisik tersebut terdengar saat Jungwoo dan Lucas lewat, jungwoo menundukkan kepalanya dengan wajah yang memerah malu, bukan karena tersipu tapi bisikan tersebut sangat terdengar dan menusuk hatinya walaupun apa yang mereka bilang itu kenyataan.

"Urusi urusan kalian sendiri, apa kalian tidak mempunyai kegiatan selain menggosip?" Lucas berteriak menghentikan murid murid yang menggosip tadi langsung diam, Lucas menarik tangan jungwoo dengan jalan yang cukup cepat, jungwoo hanya mengikuti kemana perginya Lucas karena saat ini dia tidak tau akan pergi kemana. Kejadian tadi membuat nya berpikir ulang apa kehidupan sekolah nya yang aman aman saja akan berubah?

"Naik" suara bariton Lucas membangunkan jungwoo yang melamun, dia bahkan tak sadar sejak kapan dia memakai helm?

Disertai wajah bingung jungwoo menatap kearah Lucas "kita mau kemana?" Ucap jungwoo seraya naik ke atas motor Lucas

"Lihat saja, yang pasti membuat mu senang" ucap Lucas dan segera menancap gas , dalam seperkian detik mereka sudah jauh dari kawasan sekolah.

.
.
.

Apa kalian ada yang menanyakan Mark dimana?  Akan aku jawab.

Mark Pulang ke apartemen nya setelah haechan meninggalkan nya didepan gerbang tadi, apartemen nya terlihat berserakan sekarang. Kaleng minuman ada dimana mana bahkan ada yang tumpah. Yah tidak ada yang tau bahwa Mark diam diam suka mengonsumsi alkohol. Mark Seperti orang gila sekarang, rambut yang sudah mirip dengan gimbal singa, baju yang 3 kancingnya terbuka dan jangan lupakan tawa sumbang yang Mark lakukan dari tadi. Sungguh miris dirinya sekarang.

"Hahaha- haechanie~" racau Mark sambil Meneguk minuman beralkohol nya "hehehe maaf hik kan akuuu~" ujar Mark sesegukan, toleransi Mark terhadap alkohol itu tak terlalu kuat jadi dia hanya minum satu botol sudah membuat nya mabuk seperti sekarang. Dia bahkan meracau tak jelas sembari memanggil nama haechan.

Yuk siders ayo muncul di chap ini buat kasih aku vote sebelum cerita ini end.

Kalau vote nya sampai 50★ aku akan double up hari ini.

TBC.

[!¡] Can i? - Markhyuck.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang