Kelas 12 IPA 3 berkumpul di lapangan, melaksanakan olahraga. Yang laki-laki bermain basket, sementara yang perempuan bebas.Dasha hanya melamun di kursi tribun. Darren sudah mewanti-wantinya agar tidak banyak gerak. Memang benar, resiko besar bagi ibu hamil apalagi di usia yang muda, untuk melakukan olahraga seperti loncat-loncat atau berlari.
Beberapa detik kemudian, Dasha tersentak ketika seseorang duduk di sebelahnya dengan nafas tersengal. Ia sontak menoleh, "Alika, kamu gapapa kemarin? Kamu-"
Alika memandangnya datar, "Lo ga liat gue capek? Diem."
Dasha menutup mulutnya, ia merindukan Alika yang dulu. Alika yang selalu bersamanya, dan berbagi cerita kecuali rahasia besar soal hubungan dengan Darren dan Leukimia.
Dengan ringannya, Alika meneguk air dari botol di sebelah Dasha. "Pagi ini panas banget, apalagi gue telat."
"Ya iyalah telat, gue harus kabur dulu dari rumah Fredy buat sampe ke sini. Ga ada laki-laki yang bisa dipercaya, semuanya pembohong, ditambah lagi ada pelakor," monolog Alika berlanjut.
"Kamu pelakornya," balas Dasha.
Alika masih dalam raut datar, "Ga usah sok ga peka."
"Aku ga ngerasa kesindir, Alika."
Alika berdecak, "Lo sama Darren sebenernya apa sih, Sha? Bukannya kalian cuman mantan? Kenapa akhir-akhir ini Darren perhatian ke lo?"
"Emangnya salah kalau perhatian ke mantan?"
"Gue juga mantannya, btw."
"Aku ga tanya."
Alika makin geram, ia menatap Dasha tajam. "Lo ngelunjak ya lama-lama!"
"Apa manfaat Darren buat kamu? Kamu hanya terobsesi sama Darren," ujar Dasha cepat.
"Lo yang terobsesi sama dia!"
"Aku sering cerita ke kamu waktu itu, aku bener-bener cinta sama Darren. Bahkan kamu masih dukung aku sama Darren waktu itu, padahal di belakang kalian ada hubungan," Dasha menatap dalam ke arah Alika, "Sekarang, Darren kembali ke aku, kamu marah. Sebenernya siapa setannya? Siapa manusia munafik di sini, Lika?"
"Lo! Lo manusia paling munafik, Dasha! Lo angkuh dan berubah sekarang." Alika menyentak tepat di depan wajah Dasha.
"Kamu lagi bicarain diri kamu sendiri," balas Dasha tenang.
"LO-"
"ALIKA, DASHA, ADA APA RIBUT-RIBUT?" teriak pak Bandi pada keduanya. Mereka sontak terdiam. Tanpa disadari, pandangan dari seluruh murid kelas IPA 3, mengarah ke mereka dari tadi.
"Nggak pak," balas Alika.
"Kemari kamu Alika, sudah telat, bukannya langsung bergabung, malah bikin keributan." Alika mendengus kasar, ia melirik Dasha tajam sebelum akhirnya turun dari tribun menuju ke lapangan.
Dasha hanya bisa menggeleng pelan, jujur ia merasa kehilangan. Namun semua juga berdasar ke rasa kekecewaan yang masih membekas.
******
Jam istirahat selalu dipenuhi ramainya murid-murid yang berlarian menuju kantin. Seolah jam surga dibuka, mereka nampak girang dan heboh. Beberapa anak juga berlari di lapangan, membuat Dasha hampir oleng karena tersenggol.
Nasib berjalan sendirian, bukannya apa-apa, Dasha memang lebih suka tanpa teman sekarang.
Ketika berdiri tepat di bawah koridor kelas 10 yang terletak di atas, Dasha tidak menyadari bila ada siswa yang tengah saling iseng menyiram air.
Byurr.
Entah sengaja atau tidak, segayung air tumpah ke bawah, tepat mengenai Dasha. Gadis itu kembali menjadi pusat perhatian. Mereka menatap kasihan pada Dasha yang sekarang basah kuyup.
Tak ada yang tau bila Dasha sedang menahan dingin. Ia mengusap wajahnya, sebelum panggilan datang dari koridor samping.
"Dasha, lo gapapa?" Serin menggunakan cardigan miliknya untuk membantu menutupi seragam Dasha yang basah.
"Gapapa Serin," balas Dasha mengeratkan cardigan Serin.
"Ayo ke toilet, gue cari seragam dulu." ajak Serin sambil merangkul Dasha, melangkah ke toilet. Semua menyaksikan itu, mereka melihat jelas bagaimana raut khawatir Serin.
Di mata mereka, Serin sudah berubah. Perempuan dingin itu berubah drastis akhir-akhir ini.Sampai di toilet, Dasha segera masuk ke salah satu bilik sementara Serin mengambil seragam di loker. Selang beberapa menit, Serin kembali dan langsung memberikan seragamnya.
Dasha berganti secepat mungkin. Jujur ia masih kedinginan sekarang. Sepertinya yang disiramkan tadi adalah air AC.
"Udah?" tanya Serin saat Dasha keluar dari bilik kamar mandi tersebut.
"Udah, makasih Serin."
"Rapiin dulu rambut lo, lap muka lo pake tisu." Serin menyerahkan beberapa lembar tisu ke Dasha.
Gadis yang tengah hamil muda itu langsung meraihnya dan berdiri di depan kaca. Sungguh, ia banyak berterima kasih pada Serin.
"Sha." panggil Serin saat Dasha malah melamun.
"Eh iya? Makasih banyak Serin."
Serin mengangguk, ia tiba-tiba memegang kedua pundak Dasha. "Jujur sama gue, lo lagi hamil kan?"
Sekujur tubuhnya kaku. Dugaan Dasha benar, Serin pasti mengetahuinya.
"Om Aldo yang kasih tau. Semua karena Darren 'kan? Bilang ke gue, Sha."
"I-iya, tapi ini bukan salah dia, dia-"
"Berhenti ngebela Darren." potong Serin, "Dia terlalu sering nyakitin lo."
"Serin." Dasha menurunkan kedua tangan Serin, ia menatap sepupu Darren itu dalam, "Kesalahan ini kesalahan aku sama Darren. Kita sama-sama ga sadar waktu itu. Semua punya kesempatan kedua, aku yakin kali ini Darren serius."
Serin menghela nafasnya, "Oke gue ga ada hak buat minta lo menjauh dari Darren lagi. Tapi tolong, kalau ada apa-apa antara kalian, langsung ngomong ke gue."
Dasha mengangguk, meski sebenarnya ia bingung mengapa Serin menjadi protektif seperti ini. Gadis itu bertanya, "Apa om Aldo ngancem kamu?"
"Nggak, nyokapnya Darren dulu yang nitipin dia ke gue, begitu juga sebaliknya. Kita disuruh saling jaga, gue ga mau bikin tante gue sedih di sana, meski Darren brengsek sejak pacaran sama lo."
"Sorry, Sha. Gue juga brengsek dulu."
Dasha menggeleng, ia mengusap bahu Serin. "Aku ngerti, gapapa, makasih banyak Serin."
"Tolong rahasiain ini dari siapapun ya?" mohon Dasha, diangguki Serin beberapa kali.
"Balik ke kelas, nanti lo kedinginan disini."
Mereka bergegas menuju ke pintu toilet. Saat hendak menarik kenop,pintu tak kunjung terbuka. Serin langsung menariknya beberapa kali. Sial, ada yang mengunci mereka dari luar, kebetulan hanya ada mereka berdua di dalam toilet ini.
"Sha lo bawa hp?" Dasha mendongak lalu menggeleng, "Kenapa?"
"Kita kekunci."
*****
Setelah berhari hari, nyaris 2 bulan ga update😊
Ternyata ada yang mau baca + masukin reading list.
Thank you semua❤️
![](https://img.wattpad.com/cover/251346972-288-k982162.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
POV (Hiatus)
Teen Fiction⚠️mengandung beberapa kata dan adegan kekerasan. [SEBAIKNYA FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Cinta terbentuk dari dua sudut pandang. Namun jika Dasha harus bertahan dengan sudut pandang Darren, ia akan melakukannya. Gadis polos itu terlanjur mengikat hati...