2- Harus?

168 64 94
                                    


Eitss pencet tanda ☆ dulu!

"Bisa sayangnya kamu bagi setengah ke aku?"

-Dashaline

●●●●

Dasha dan Alika berjalan bersamaan menuju gerbang.
"Sha, Lo pulang sama siapa? Gue udah ditunggu di gerbang belakang" Tanya Alika.

"Kok gerbang belakang?"

"Iya ni bokap gue baru ngechat" Cengir Alika sambil menurunkan ponselnya.

"Ih kalo gitu kamu dari tadi lewat gerbang belakang aja, gausah lewat sini"

"Gapapa kali, Sha.. itung itung nemenin Lo"

Dasha menggaruk tengkuknya, "Yaudah kamu duluan aja. Aku mau nunggu Darren"

"Lo pulang bareng Darren?" Dasha mengangguk.

"Oh, yaudah gue duluan ya. Tiati Sha!" Lambai Alika kemudian memasuki sekolah kembali, menuju ke gerbang belakang.

Dasha mengedarkan pandangannya, ia menemukan Darren dan Serin di sebelah sana. "Darren!" Gadis itu berlari kearah Darren.

Brukh

Beberapa centi sebelum tepat sampai di depan Darren, Dasha terjatuh. Lututnya menyentuh tanah langsung. Perih? Jangan ditanya! Buktinya Dasha sudah meringis.

Darren dan Serin hanya menatapnya tanpa ada niatan membantu. Terpaksa Dasha berdiri sendiri dari pada semakin malu ditertawakan anak anak sekitar yang lewat.
"Ah—aw!" Gadis itu meringis merasakan perih di lututnya makin menjadi.

Ia berjalan tertatih kearah Darren. "Bunda tadi chat aku.. kita disuruh pulang bareng. Bunda keluar kota" berucap mengulang pembicaranya di kantin.

"Terus?" Darren menaikan satu alisnya.

"Ya kita pulang bareng, Darren!"

Darren melirik singkat pada Serin, "Lo ga liat gue sama Serin? Kita ada kerja kelompok. Lo pulang sendiri aja, gue kasih uang"

Alis Dasha berkerut, "Katanya kamu tadi kecapekan? Sekarang ada kerja kelompok"

Darren kicep sebentar, "ini kelompok dadakan,baru dibuat tadi"

"Kelompok apa?" tanya Dasha lagi.

"Bukan urusan lo"

"Kamu ga mau nganter aku sebentar aja? Sampe depan gerbang perum juga gapapa.." Mohon Dasha dengan mata bulatnya.

"Gak" Tolak mentah Darren sambil menatap kearah lain.

"Darren tapi ini suruhan bunda.."

"Gue ga kenal bunda Lo"

"Darren—"

"Ck. Kalau gue nganter Lo, yang ada gue makin capek, Sha. Mandiri! Lo pacar gue bukan berarti kemana mana Lo nempel ke gue" Dasha tersenyum getir. Bahkan ia bisa dekat dengan Darren hanya saat di sekolah, itupun suka mendapat usiran dari Darren. Jangankan jalan bareng, chat Dasha saja jarang dibalas.

"Anter Dasha pulang" putus Serin dengan nada datar.

Dasha dan Darren sontak menoleh pada gadis itu.
"Gak—"

Protesan Darren terpotong oleh Serin, "Biar gue yang urus sendiri"

Darren mendengus mendengar perkataan Serin. Sementara Dasha masih mengerjap ngerjap. Pembawaan Serin sangat berbeda dari perempuan yang lain, gadis itu sangat cuek, misterius namun pintar. Sangat berbanding terbalik dengan Dasha.

POV (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang