12- Kebenaran

69 18 37
                                    


Siapin hati!

"Aku baru menyadari kebodohanku"


***

"Makasih" Dasha turun dari motor Darren sambil membawa beberapa plastik.

"Besok pulang sekolah, temuin gue di rooftop"

"Buat apa?"

"Temuin aja"

"Kamu ga mau bunuh aku kan, Darren?"

Darren menggeleng kemudian menyentil kening Dasha. "Jangan banyak bergaul ama si Leon ama Ronal. Makin geser otak Lo"

Dasha mengusap keningnya kemudian mendengus. "Kamu juga jangan terlalu sering deket sama Serin. Ntar lama lama hati kamu geser ke dia"

Dark!

Darren terdiam. Ia menggeleng pelan kemudian melajukan motornya tanpa berpamitan lagi. Hal itu membuat Dasha mendengus.

Meski rada galau, namun dia bahagia bisa jalan bareng Darren seharian ini. Kalau dibilang bego, pasti bego banget. Dasha tidak tau apa maksud dari semua ini.

Yang ia tau adalah ia bahagia berada di dekat Darren. Padahal perasaannya masih terombang ambing.

****

Pagi harinya Dasha diantar oleh Seva ke sekolah.
"Inget, kalau ada apa apa bilang sama bunda. Oke?"

Dasha mengangguk. Hanya sekedar anggukan, padahal ia tidak pernah mengatakan apapun pada bundanya tentang keseharian di sekolah bahkan perlakuan kasar Darren, Shafira dan juga kata kata Serin kemarin.

Seva itu protektif banget. Sebagai wanita karir, ia berusaha membagi waktu untuk pekerjaan dan untuk putrinya. Ia tidak mau kehilangan Dasha seperti tragedi beberapa tahun lalu yang menimpa almarhum suaminya.
"Yaudah masuk sana. Hati hati"

"Iya bunda, daa" Dasha memeluk bundanya lebih dulu kemudian masuk ke dalam sekolah.

Ia dikejutkan dengan kehadiran Alika. Ia langsung memeluk gadis itu dengan erat, "Kangen"

"Sama! Gue juga kangen sama Lo" Alika memeluk Dasha lebih erat. Keduanya tertawa kemudian melepaskan pelukan masing masing.

"Kok kamu pake jaket? Masih sakit ya?" Alika mengangguk, "Dingin.. gapapa kan?"

"Gapapalah"

"Tumben banget rambut kamu diurai"

"Lagi pengen aja" Cengir Alika dengan bibir pucatnya. Dasha memperhatikan itu aneh. Wajah Alika terlihat lesu dan sangat pucat. Ia jadi takut terjadi apa apa pada sahabatnya ini.

"Selama gue ga masuk, Lo ga diapa apain kan sama si Serin?"

Dasha termenung sebentar, ia kemudian mengembangkan senyumnya sambil menggeleng. "Ga kok, cuman shaf—" ucapannya terhenti saat tiba tiba saja rambut Alika ditarik ke belakang.

"Ups, sorry bitch " Shafira yang menariknya dengan sengaja, kemudian berlalu bersama Tika dan Amel.

"Ishh—" Dasha hendak mengejar, namun tangannya ditahan oleh Alika. "Udah ga usah, ntar malah tambah panjang urusannya"

POV (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang