"Gue ga akan biarin lo nyerah.."-Darren
***
"Alika tunggu!" pekik Dasha saat Alika berjalan cepat keluar kelas.
"Kenapa Sha?" Alika menghentikan langkahnya sebentar.
"Kamu mau kemana? Kok cepet banget"
"Gue tadi dipanggil ke lab, gue duluan ya. Lo gapapa kan ke kantin sendiri?"
Dasha mengangguk, kemudian membiarkan Alika berjalan keluar kelas. Sahabatnya itu sempat terhenti saat terkejut melihat Leon berdiri di depan pintu. Kontak mata tajam sempat terjadi diantara keduanya, membuat Dasha kebingungan.
Sedetik kemudian Alika berjalan kembali, menabrak sekilas lengan Leon. "Leon? Kamu ngapain disini?" Tanya Dasha dibalas tolehan Leon.
"Eh itu pipi kamu kenapa? Kok biru biru?" Tunjuk Dasha pada lebam bekas tonjokan Darren.
"Gapapa, cuman kejedot tadi" Alibi Leon.
"Ga mungkin kejedot sampe gitu Leon. Udah diobatin?"
Leon menggeleng, "Lo mau kemana?"
"Ke kantin, tapi kita obatin pipi kamu dulu ya. Ke UKS aja" Ujar Dasha hendak menarik tangan Leon namun tertahan. "Gue gapapa, ikut gue bentar"
"Eh eh kemana?" Dasha tersentak saat Leon menarik tangannya keras. Gadis itu masih memberontak, berusaha lepas dari Leon, namun percuma.. tenaga Leon lebih besar.
"Leon lepasin!" Anak anak sekitar mulai menatap mereka sembari berbisik bisik, ada pula yang mengambil gambar juga video.
"Leon!" Pekik Dasha saat Leon melepaskan pangutan tangan mereka. Gadis itu sedikit terhuyung, tangannya memerah.
Mereka berada di taman belakang saat ini. "Kamu kasar!"
"Kasar mana? Gue atau Darren?" Pertanyaan Leon membuat Dasha bungkam.
"Kalau Darren tau ini, dia pasti—"
"Lo fikir Darren peduli?! Darren peduli kalo ada seseorang yang kasar sama Lo?!" Bentak Leon emosi. Cowok itu berusaha menetralkan nafasnya yang memburu, "Lo dan Darren itu beda"
"Beda kenapa?" Tanya Dasha pelan, sedikit takut.
"Lo cinta sama dia, sementara dia hanya nganggap Lo mainan!"
"Enggak!" Dasha menggeleng, "Mungkin bukan sekarang, tapi aku yakin Darren pasti bakal sayang sama aku!"
"Lo bodoh Dasha! Lo bodoh hanya karna mencintai si bajingan Darren itu"
"Leon.." Mulut Dasha seakan kaku, "Dia temen kamu"
Leon berdecih singkat, "Meski dia temen gue, gue tetep gabisa biarin kelakuan bangsat dia"
"Kamu tau apa tentang Darren sama aku?"
"Gue tau banyak Sha" Leon menghela nafas kesekian kalinya, "bahkan gue tau hal yang ga Lo tau sekalipun"
"Kalau gitu kasih tau aku.. aku bakal ngebuktiin kalau aku bukan bodoh karna mencintai Darren"
"Gue ga bisa" Balas Leon sambil membuang tatapannya kearah lain. Ia tidak tega menatap wajah polos Dasha yang tengah meraut kebingungan.
"Omong kosong, Leon. Ini hubungan aku sama Darren, tolong kamu jangan berusaha pengaruhin aku"
"Gue ngomong yang sebenarnya. Gue ga mau Lo yang terus sakit"
![](https://img.wattpad.com/cover/251346972-288-k982162.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
POV (Hiatus)
Teen Fiction⚠️mengandung beberapa kata dan adegan kekerasan. [SEBAIKNYA FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Cinta terbentuk dari dua sudut pandang. Namun jika Dasha harus bertahan dengan sudut pandang Darren, ia akan melakukannya. Gadis polos itu terlanjur mengikat hati...