3- VS Leon

148 54 67
                                    


"Simpel aja, kalo lo ga mau makin sakit, lo bisa tinggalin Darren"

~Serin

●●●●




"WOI DIEM MULU!" Mario, teman sekelas Dasha yang sedari tadi memperhatikan Dasha berteriak di kuping gadis itu. Ia kemudian menarik jepit dari rambut Dasha dan membawanya berlari.

"Mario balikin!" Teriak Dasha mengejar Mario.

Sekarang Jamkos, guru Matematika tidak hadir. Tentu seluruh murid kelas 12 IPA 4 sangat kegirangan.

Kembali dengan Mario dan Dasha yang masih kejar kejaran.
"Mario! Balikin!"

"Sini ambil kalo bisa, wlee" Mario terus mengejek. Hingga akhirnya cowok itu memilih berlari keluar dari kelas.

Dasha yang hendak mengejar Mario kembali, terhenti saat keningnya menabrak dada bidang seseorang.
"Aduh" gadis itu berdecak sambil mengangkat wajahnya, "Leon?"

"Ngapain?" Tanya Leon kaget.

"Jepit rambut aku diambil sama Mario, minggir aku mau kejar dia" Leon mengangguk kemudian hendak melanjutkan langkah.

"Eh tunggu!" Dasha mencegatnya.

"Apa?" Tanya Leon menaikan sebelah alis.

"Darren sama Ronal mana? Biasanya kan kalian bertiga" Leon memutar bola matanya, "Ronal ke kantin, Darren bolos dipanggil pelatih"

"Bolos? Dipanggil dimana?"

"Ga usah disamperin, ntar lo juga tau sendiri"

Dasha mencibik, "Yaudah deh"

"Mau gue ambilin jepitnya?" Tawar Leon diangguki Dasha semangat. Cowok itu menoleh sebentar ke dalam kelas, "tapi.. Lo masih temenan sama si Alika Alika itu?"

"Dia sahabat aku" Ucap Dasha selalu semangat. Alika adalah satu satunya gadis yang ia anggap sahabat real, tidak memandang harta dan fisik.

"Kenapa? Kamu suka sama Alika?" Tanya Dasha menuding Leon.

"Gak" Balas ketus Leon sambil melirik tajam pada Alika. "Gue ambilin jepit Lo, ntar biar Darren yang balikin"

"Oke makasi Leon!" Kekeh Dasha kemudian masuk lagi ke kelas.

Leon menggeleng beberapa kali. Bagaimana bisa Darren mengasari gadis riang seperti Dasha? Sungguh goblok temannya itu.

****

Gebrakan meja terdengar cukup keras. Leon menaruh tangannya diatas meja kantin kemudian mengangkatnya kembali, menyisakan jepit rambut berwarna merah di atas meja.

"Widih jepit rambut siapa tu Yon?" Tanya Ronal heboh.

Leon tak menjawab, ia beralih menatap Darren yang tengah mengusap keringatnya. "Balikin ke pacar lo"

"Pacar gue?" Darren mengangkat kepalanya, "Yang mana?"

"Eh bego! Pacar Lo kan cuman si dasha" celetuk Ronal.

Darren menghela nafasnya kemudian melirik jepit itu, "Gimana bisa di Lo?"

"Tadi diambil sama cowo temen sekelasnya, capek dia lari lari. Jadi gue yang care buat ngambilin jepitnya" Ujar Leon sengaja menekankan setiap katanya, "Sekarang hanya cowok bego yang gatau kalau pacarnya sering digangguin"

Darren berdecak singkat, "ga guna" gumamnya pada Leon dan Ronal.

"Lo yang ga ada gunanya jadi pacar" Sentak Leon, "kalau Lo emang ga tulus pacaran sama Dasha, lebih baik Lo putusin. Dari pada gini, Lo makin nyakitin dia"

POV (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang