"Bukannya ada yang rawat. yang ada malah Areska yang ngerawat. serasa punya anak lagi kalo gini mah!" kesal Areska.
°°°°°°
Menikah saat usia muda? Menjadi suami dari gadis merepotkan yang memiliki sifat polos plus bego, kekanakkan pula!
Sungguh, it...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selamatmembaca 💞 ________
05. JANGAN MENJAUH
Sudah cukup lama Areska berdiri dibelakang gadis kecilnya yang saat ini sedang melakukan pelatihan piano bersama guru les yang sudah Areska sewa dan ditemani oleh babysitter. Karena diwaktu yang dekat, Naca akan tampil disekolahnya. Areska benar-benar bangga melihat keahlian Naca dalam bidang piano. Keahlian Dia benar-benar sama dengan keahlian sosok ibunya.
Saking asiknya, Naca tidak pernah sadar dengan keberadaan Areska saat ini. Dan tiba-tiba babysitter Naca sadar akan kehadiran Areska. Wanita itu sedikit terkaget melihat Areska yang berdiri disana entah dari kapan.
Areska meletakkan jari telunjuknya didepan bibir seolah menyuruh babysitter untuk diam tidak memberitahu Naca. Ia takut mengganggu kefomusan putiri kesayangannya itu.
Suara piano yang dimainkan Naca itu menggelegar di seluruh ruangan. Sampai terdengar oleh para mad yang sibuk membersihkan lantai dua. Selang kemudian, waktu latihan Naca selesai. Terlihat gadis kecil itu sangat gembira akan hasil latihannya. Cukupbagus!
"Gimana ibu cantik? Bagus gak? Kalo menurut Aca sih bagus. Malah baguuus banget. Hehehe," ujar Naca pada guru lesnya.
Pede aja dulu. AjaranGilan!
"Iya, bagus kok. Tingkatkan lagi ya sayang." kata guru les itu sambil tersenyum hangat.
"Okey!"
Sesudah berucap, Naca turun dari kursi. Niatnya tadi ingin menonton televisi, tapi gak jadi setelah menemukan Areska disana. Rasa senang Naca semakin bertambah dua kali lipat setelah melihat Areska. Tanpa ancang-ancang gadis itu berlari dan memeluk Areska.
"Papa!"
Akibat tinggi badan Areska yang jauh dari tinggi Naca, hingga membuat gadis kecil itu hanya bisa memeluk kaki jenjang Areska.
"Saya pamit, tuan." ujar guru les itu. Dengan cepat Areska mengangguk.
"Silahkan, terima kasih, Bu." kata Areska sangat lembut. Lalu kedua bola matanya beralih menatap babysitter Naca. "Tolong antarkan ibu ini." suruh Areska.
"Siap, tuan." balas Babysitter itu. "Mari, Bu." ucapnya dengan sopan, lalu mengantarkan guru les Baca sampai depan rumah.
Naca mendongak untuk melihat sang Papa.
"Pa! Jangan lupa, Papa punya janji loh sama Aca."
"Main di taman?" tanya Areska, tangannya tidak berhenti mengelus puncak rambut Naca.
Naca mengangguk ceria, "He'em! Sekarang yuk."
"Tapi Bundanya ada gak?" tanya Areska.
Seketika pelukan Naca terlepas setelah mengingat sang Bunda yang tak kunjung pulang. Gadis kecil itu mempautkan bibirnya, Naca khawatir bundanya kenapa-kenapa.