27. Bola Basket

2.9K 189 13
                                    


HALLO! SELAMAT DATANG DI CERITAKU!

JANGAN LUPA VOTE, YA! MINTA KERJA SAMANYA. GAK BAYAR KOK, TENANG! HEHEH.

HAPPY READING!

27. BOLA BASKET

Di lapangan basket, Aiza dan sahabatnya sedang asik menonton Mario yang tengah latihan basket bersama Areska. Karena dalam jangka waktu dekat, Mario akan mengikuti lomba basket mewakili Drangga School.

Pasukan inti ATGORIES dengan sesat nya mengajak Aiza serta sahabat gadis itu bolos. Pergi ke tempat basket. Mereka mengenakan baji bebas agar tidak ketahuan bolos oleh orang sekitar. Dan gemasnya, Aiza begitupula Areska mengenakan baju olah raga couple.

Namun ada sedikit perbedaan. Warna celana Areska sama dengan warna kaos Aiza. Sementara warna kaos Areska sama dengan celana Aiza.

Kini, mulut Mario saat ini tak kunjung bungkam. Dia terus berteriak ngegas sambil mengejar Areska untuk merebut bola basket.

Soal kemampuan Areska dalam bidang bermain basket, jangan di ragukan. Ia lebih jago di banding ketua basket yang tak lain adalah Mario. Areska pun awalnya di tawari memimpin basket sekolahnya. Namun Areska menolak hanya karena alasan membosankan.

"HEH, BOS! MAU KEMANA LO? ENTAR DULU BICINNYA!" teriak Mario, pada Areska yang kini masih memainkan bola basketnya sembari berjalan ke arah Aiza yang duduk di bawah sambil memakan ice cream rasa vanila.

"MEDOK, LO!" ledek Gilan, yang asik berduaan di pojokan bersama kekasihnya nomer tiga puluh empat.

Sedangkan Edgar hanya menggeleng melihat kelakuan sahabatnya. Sementara Avi entah kerasukan apa dia mau berbagi snak dengan Gara yang kini tengah main game di ponsel.

Bintang dan Ayana sekitar lima menit yang lalu telah pergi meninggalkan area lapangan basket entah kemana. Aliqa? Sudah lama gadis itu tidak bersama meraka. Karena bulan lalu Aliqa resmi keluar dari Geng ATGORIES. Dan lebih memilih ikut dengan orang tuanya ke bali.

"Woy, caplang! Minggir, yuk!" Cassa menarik Meira bangkit. Segera mencari tempat baru.

"Kakak Maung ngapain kesini?" tanya Aiza, melihat Areska mendekat.

Cowo itu tersenyum. Lalu berjalan memutari tubuh Aiza sambil terus memantulkan bola basket.

"Panas, sayang. Gak mau pindah?"

Aiza menggeleng. "Nggak mau."

"Nanti wajah kamu item loh."

Kepala Aiza sedikit mendongak bersama kedua mata yang menyipit sebab tersorot sinar matahari.

"Gapapa, bosen putih mulu." cengir Aiza membuat Areska menggeleng.

Areska tertawa pelan. "Gak boleh gitu. Kamu harus bersyukur apa adanya."

Cup! Selesai menasehati, bibir tebal milik Areska mendarat di kening Aiza.

Sudah melakukan tindakan yang tidak baik untuk hati Aiza. Areska menyelonong pergi ke arah ring basket. Dan dengan sigap Mario mengejar.

ARESKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang