18. Bersembunyi

4.8K 286 13
                                    

Halooo, guys! Ketumu lagi...

SEMPATKAN VOTE AND COMMENT, YA. GRATIS KOK!

SEMANGAAAT!

Moga kalian gak bosen sama carita ini, ya. Hehehe,

*****

Happy reading!

18. BERSEMBUNYI

Pukul sembilan malam. Gadis bernama Cassa belum juga tidur. Dia masih asik menonton Drakor lewat leptop sambil rebahan enak-enakan dengan posisi tengkurap. Dan sampingnya tersendia tissue sebagai pembersih sisa air mata di pipi ulah drama korea itu.

Ditengah malam seperti ini, gadis itu terisak cukup keras. Sesekali dia memakan snak favorite.

Jika ingin tahu drama korea apa yang membuat sosok Cassa menangis tersendu-sendu-Goblin. Ya, Drakor yang pernah viral pada masanya. Ada banyak scene yang mengandung bawang.

"Gong Yoo oppa!" Cassa berkata sedih.

"Ottoke?! .... Hiks!"

"Ande! Cuangsia ... Arraso?? Huei-huei arraso?! Huaa!" oceh Cassa asal-asalan.

"Sawadee kha, Nanno na kha!" Cassa semakin menggila. Tidak ada angin, tidak ada hujan, Cassa berbicara lewat bahasa thailand.

"Leifleif, Gong Yoo oppa!"

Leifleif= love love.

Detik itu, ocehan Cassa tiada hentinya. Entah sampai kapan mulut Cassa merapat. Mulut gadis itu selalu aktif dimana-mana. Aktif juga soal nge-ghibah! Bisa dibilang Cassa mendapat julukan ratu Ghibah dikawali oleh Felly dan Meira.

Handphone Cassa yang terletak disamping laptop tiba-tiba berdering. Bertanda ada seseorang telah menelefon Cassa. Malam-malam?

Cassa yang mendengar sontak berdecak marah. Dengan tidak ikhlas gadis itu meraih handphone nya. Dan menerima sambungan itu tanpa melihat siapa pemilik nama dari nomer yang telah menelefonnya dimalam ini.

"Halo! Siapa, nih?! Ganggu aja!" sambar Cassa.

Terdengar suara decakan kasar disebrang sana. "Santai, bego! Sakit, nih, kuping gue!"

OH MY GOOD! Suara itu pastinya tidak asing ditelinga Cassa. Saking kaget bercampur senang, Cassa sampai merubah posisi menjadi telantang. Ia menutup mulut nganga dengan telapak tangan.

ALGARA SAPUTRA, pemilik nama itu adalah orang yang kini menelefon Cassa ditengah-tengah malam. Rasa senangnya tidak bisa Cassa pungkiri.

"Woy! Lo masih idup, kan?!"

Cassa berusaha mengatur nafasnya. Ia juga mengibaskan tangan sebelah kiri didepan muka yang saat itu terasa panas dan merah setiap kali mendengar suara berat Gara.

ARESKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang