06. Keributan

5.6K 310 4
                                    

"Sayang Kak Ares

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sayang Kak Ares ... "

Selamat membaca!

*****




06. KERIBUTAN

Hari minggu ini, Areska, Aiza, dan Naca pergi ke supermarket. Itu atas kemauan dari gadis kecil yang bernama Naca. Tadinya Areska melarang, karena Naca belum sembuh total. Tetapi segala cara akan Naca lakukan agar sang Papa menuruti kemauannya. Seperti tadi pagi, dimana waktu itu Naca rela manjat-manjat pohon di taman rumah. Ajaran Gara!

Areska sempat mengamuk kepada seluruh pekerja, karena telah membiarkan putrinya manjat-manjat. Tapi dengan polosnya Aiza malah berteriak seperti ini,

"Wah ... Aca hebat! ternyata Aca juga jago main monyet-monyetan sama kayak Kak Areska."

"Bunda juga pengen ikutan, ah!"

Tadi siang suasana dirumah Areska semakin ribut karena ditambah Aiza yang ikut-ikutan manjat. Sayang sejuta sayang, Aiza selalu terjatuh, alias gagal total!

Areska semakin dibuat marah dan prustasi. Sementara para pekerja disana juga ikut prustasi. Anak sama bundanya sama-sama mencari keributan.

Dan pada akhirnya disinilah Naca berada. Ketiganya sudah ada di supermarket. Hampir setengah jam mereka mengelilingi supermarket. Dan mereka hampir memborong makanan disana. Namun Areska tidak ikut-ikut, dia tidak terlalu suka cemilan. Sukanya Aiza, eaaa! Tapi bo'ong.

"Maju lagi, Pa!" seru Naca yang duduk didalam troli yang kini Areska dorong.

Areska menghela nafas kasar sambil memutar bola matanya. Cowo itu mendorong dua troli sekaligus. Serasa jadi babu!

"Bun! Itu apaan? Kayaknya enak. Ambil dua, Bun."

Aiza yang sudah berdiri didepan troli yang diduduki Naca sekwtika menunjuk kearah permen manis berbentuk hewan lucu. Lalu Aiza bertanya, "Yang ini?"

Naca mengangguk cepet, "Iya, Bun."

"Okey," Aiza menaruh dua bungkus permen itu ke dalam troli.

"Jangan banyak-banyak Aca. Satu aja cukup," Areska mulai membuka suara setelah sekian lamanya ia hanya diam, dan merutuki nasibnya.

ARESKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang