24. Push Up

3.7K 208 5
                                    

SELAMAT MEMBACA!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SELAMAT MEMBACA!

18. PUSH UP

Dari pukul 06:19 hingga pukul 07:02 Areska masih sibuk melaksanakan rutinitas paginya yaitu meng gym di ruangan khusus untuk gym. Kali ini ia sedang menggunakan pec deck machine.

Tubuh yang di baluti kaos hitam lekbong itu membiarkan lengan kekar Areska terlihat jelas. Tak sadar jika keringat tengah membanjiri seluruh tubuh Areska.

Seketika seseorang mengetuk pintu dari luar. Dan hal itu sukses menjadi perhatian Areska.

"Masuk!"

Sudah mendapatkan izin, barulah pintu itu dengan perlahan mulai terbuka. Menampakkan sosok gadis cantik yang kini sedang tersenyum malu.

"Aiza? Mau ngapain?" tanya Areska, pasalnya istrinya itu jarang sekali memasuki ruangan ini.

"Ikutan, ya?" Aiza mengigit bibirnya pelan dan menatap Areska dengan tatapan malu-malu.

Bukannya menjawab, Areska malah menghentikan aktivitasnya. Ia merlirik Aiza dengan satu alis yang terangkat. Seolah ia tidak mengerti dengan pembicaraan Aiza tadi.

Aiza menghela nafas pelan, "Aiza pengen berotot kayak Kakak Maung."

"Heh?!" Areska terbelalak mendengar keinginan Aiza yang menurutnya sangat konyol! Ngeri dong kalo cewe polos kayak Aleasha berotot!

"Boleh, ya?"

Gadis dengan rambut yang di kepang satu itu mulai menampilkan wajah merengeknya, membuat siapapun gemas. Termasuk Areska.

"Ngapain sih pengen berotot segala? Ngeri tau kalo kamu berotot."

"Ih kok di bilang ngeri?! Malahan lucu tau!" protes Aiza.

Areska menarik sedikit sudut bibirnya seraya menggelengkan kepala tidak habis pikir dengan pendapat Aiza tentang otot.

"Ayo Kakak Maung, ajarin Aiza dong!" Aiza menarik-narik tangan Areska agar bangkit dari mesin pec deck machine.

"Kamu yakin? Nanti kecapean loh. Udah, mending Aiza makan aja sana."

"Ih ... Gak mau! Pokoknya Aiza pengen otot, kak!" rengek Aiza masih berusaha menarik lengan Areska.

Areska menghela nasaf sabar. Ia mulai bangkit membuat Aiza kegirangan.

"Sini," Areska mengajak Aiza duduk diatas lantai yang bersih dan menghadap kearah cermin raksasa.

ARESKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang