54. Crapy Night

2.3K 189 78
                                        

HALLO SEMUA!

SELAMAT DATANG!

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN, YA!

YUK TEMBUS 75 VOTE AND 30 KOMEN!

DUKUNG AUTHOR YA DENGAN CARA VOTE AND KOMEN AGAR CERITA INI BERJALAN SAMPAI TAMAT. KALO SEPI GINI AUTHOR JADI GAK PEDE BUAT LANJUTNYA. SEMANGAT!

PADALAH YANG BACA RUMAYAN BANYAK, TAPI TIDAK MEMBERKAN VOTE ATAUPUN KOMEN SAMA SEKALI. YUK HARGAI PARA PENULIS.

FOLLOW WATTPAD Mocania

FOLLOW TIKTOK @Mocania_123

[TOLONG BIJAK SEBAGAI PEMBACA YANG BAIK. DILARANG MENIRU ADEGAN YANG TAK PANTAS DITIRU.]

🚫DILARANH PLAGIAT

CERITA INI BUKAN PLAGIATAN CERITA ORANG LAIN. TOLONG BACA TERLEBIH DAHULU!

HAPPY READING!

54. CRAPY NIGHT

Areska berdiri di lorong markas yang cukup minim penerangannya. Tempat yang sama sekali tidak tertata rapih. Penuh coretan warna pilox pada dinding lorong yang kusam tak layak ditempati. Lagi penuh barang-barang berjenis meja serta kursi.

Cowok itu sedikit mendudukkan bokongnya pada meja coklat sambil menikmati rokoknya. Ia diam bersama pikiran yang bercampur aduk sekaligus di dalam otaknya.

Matanya mengarah lurus. Dan berulang kali mengepulkan asap rokok yang keluar dari mulutnya.

 Dan berulang kali mengepulkan asap rokok yang keluar dari mulutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perihal sahabatnya Edgar, kasus itu benar-benar membuatnya pening. Apalagi yang lain sudah mulai menjaga jarak dengan Edgar bahkan sampai membenci.

Tangan satunya bergerak melepaskan dua kancing teratas kameja hitam berpadu putih tulang itu sehingga memperlihatkan kalung rantai yang bergantungan dileher jenjangnya.

"Anyeng haseyo, Pak Boss!"

Gara datang tiba-tiba, menepuk pundak Areska seenaknya membuat cowok pemilik mata elang itu menoleh dan melayangkan tatapan tajam. Yang ditatap demikian hanya tersenyum kikuk.

"Sawadehap!"

"Diem lo."

Segera Gara bungkam sambil meneguk ludahnya sendiri setelah teguran Areska muncul menyentak hatinya.

Areska kembali pada dunianya sendiri ditemani rokoknya.

"Puyeng aing, ngomong aja gak boleh. Parah euy!" cibir Gara, memasang wajah menjengkelkan.

ARESKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang