11. Buku Diary

7.3K 430 20
                                    

"Bila mana seseorang melakukan beberapa kesalahan, jangan anggap dia jahat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bila mana seseorang melakukan beberapa kesalahan, jangan anggap dia jahat. Tetapi bila seseorang itu berulang kali melakukan kesalahan dan sadar akan kesalahan itu, maka dia brengsek."

*****


11. BUKU DIARY

Oprasi jam lalu selesai. Dan Areska bersyukur karena Aiza masih bisa di selamatkan. Tapi Aiza belum 100% di katakan selamat. Gadis itu masih butuh di tangani oleh para medis. Sekarang Aiza koma, entah kapan gadis cantik itu bangun dari koma.

Areska duduk di kursi sebelah bed yang kini ditempati oleh Aiza.

Areska menggenggam jemari Aiza, dan mengangkat tangan Aiza, serta di lekat kan tepat pada keningnya.

Cowo itu menangis tanpa suara. Bibirnya di gigit pelan menahan tangisan yang akan meledak setiap kali melihat keadaan Aiza yang tidak berdaya.

Seisi ruangan di kuasai oleh suara mesin heart rate monitor.

Detik-detik kemudian, Areska mendongak. Dadanya begitu sesak melihat wajah pucat Aiza dengan selang oksigen yang terpasang di hidung gadis itu.

Dimana Aiza si bawel? Areska merindukan setiap tingkah gadis itu. Yang dulunya ia benci dengan segala tingkah Aiza kini berubah. Sikap yang dulu ia benci sekarang ia rindukan.

Lebih baik Areska melihat Aiza banyak tingkah di banding terbaring lemah seperti sekarang.

Rasa penyesalan Areska semakin memuncak.

"Maafin gue, Za." Areska menatap Aiza penuh penyesalan. "Maaf karena gue selalu nyakitin lo. Gara-gara gue, lo jadi kayak gini. Gue gak tau diri, Za." lanjut Areska.

"Kenapa lo mau nolongin gue, Za? Kenapa lo mau mempertaruhkan nyawa lo buat orang yang sering nyakitin lo, Za?"

"Stop ... Jangan terlalu baik sama gue. Cowo brengsek kayak gue gak pantes nerima segala kebaikan lo." ucap Areska pelan, sangat pelan. Suaranya juga terdengar lemah.

Tangan sebelah Areska menyentuh kepala Aiza. Dan ibu jarinya bergerak mengelus lembut kening Aiza.

"Bangun, sayang..."

"Buka mata lo, Za."

"Nanti, kalau lo udah bangun, lo bebas mau apain gue. Gue gak akan marah." lirih Areska.

"Belum pernah lo marah sama gue. Udah berapa kali gue sakitin, tapi lo gak pernah marah Atau benci sama gue."

"Hati lo terbuat dari apa sih, Za?"

ARESKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang