55. Fright

5.1K 253 84
                                    

HALO SEMUA!

SELAMAT DATANG!

KALIAN DAPET CERITA INI DARI MANA?

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN, YA!

DAN KALIAN BISA SHARE CERITA INI KE KETEMAN KALIAN.

70 VOTE AND 30 KOMEN!

PLEASE GUYS, JANGAN CUMA BACA AJA, VOTE DAN KOMENNYA JANGAN LUPA. MUDAH KOK, DAN GAK BAYAR!

FOLLOW WATTPAD Mocania

FOLLOW TIKTOK @MOCANIA_123 ATAU MAMPIR BENTAR YUK!

[TOLONG BIJAK SEBAGAI PEMBACA YANG BAIK. DILARANG MENIRU ADEGAN YANG TAK PANTAS DITIRU.]

🚫DILARANG PLAGIAT

HAPPY READING!

55. FRIGHT

Tengah malam begini, suasana rumah kediaman Sanjaya ramai. Terutama di halaman besar. Bahkan tetangga terdekat berkerimun disana. Suara ambulance terdengar keras. Terdapat satu mobil ambulance karena anggota inti dan bodyguard Areska menemukan jasad seorang mad yang diyakini orang yang telah berusaha membunuh Aiza tadi malam.

Semua anggota inti datang langsung setelah mendapat telepon dari rumah Sanjaya. Kini anggota inti dan belasan anggota ATGORIES tengah berada ditaman belakang. Ada beberapa polisi yang bertugas menyelidiki.

Mereka melingkari jasad mad yang terlantar dibawah pohon. Sudah ditekankan jika mad tersebut mati dengan sebub dibunuh. Alasannya jelas, satu buah pisau tajam menusuk dalam pada leher mad itu.

Kedua kelopak matanya terbuka lebar nan kaku. Begitupula dengan mulutnya yang mengeluarkan cairan darah.

Pada waktu bodyguard yang berjaga di samping pintu kamar berhasil mendobrak pintu, mad tersebut ternyata menyembunyikan sebuah pintol. Dan sempat melayangkan beberapa peluru ke bagian kaki dua bodyguard tersebut.

Dia lari secepat mungkin, mencoba menghindar dari kejaran kelompok bodyguard berbadan jangkung nan besar hingga berhasil keliar dari luasnya rumah Sanjaya, ia lari ke halaman belakang mendekati pohon besar.

Anggota inti dan polisi saling berbincang menanggapi jasad mad itu. Ditengah-tengah perbincangan, Cakra menepuk pundak Bintang.

“Bin, temenin Aiza bentar. Areska belum dateng.” titah Cakra.

Tanpa menunggu lama, Bintang mengangguk patuh. Ia juga merasa cemas terhadap Aiza. “Iya, gue kesana.”

Bintang mulai melangkah meninggalkan taman itu secara tergesa-gesa. Ia tidak sabar untuk menenangkan Aiza yang dihantui rasa takut, dan mungkin bisa menjadi trauma.

Saat dirinya sudah dihalaman depan, ia melihat Aiza duduk bersama teman-temannya dan hadir sosok Alif. Dokter muda itu menyampirkan jaketnya ke punggung sepupunya. Ia memeluk erat sepupunya, seolah menyalurkan rasa hangat yang menenangkan kepada sepupunya itu

Walau hatinya berat, Bintang tetap berjalan mendekati mereka.

Cassa dan lainnya sudah mencoba berkali-kali membujuk Aiza agar perempuan itu masuk ke dalam rumah. Cuaca malah ini sangat tidak cocok untuk Aiza yang tengah hamil muda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARESKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang