42. Kesadisan Areska

2.4K 155 46
                                    


HALLO SEMUA!


TERIMA KASIH TELAH ANTUSIAS AKAN MEMBACA ARESKA!

TERIMA KASIH JUGA ATAS SEMANGAT DARI KALIAN!

DAPET CERITA INI DARI MANA?

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN, YA!

KALIAN BOLEH PROMOSIIN CERITA INI! JANGAN LUPA TAG INSTAGRAM MOCANIA.

[TOLONG BIJAK SEBAGAI PEMBACA YANG BAIK. DILARANG MENIRU ADEGAN YANG TAK PANTAS DITIRU.]

TEMBUS 60 VOTE AND 30 KOMEN, LANJUT!

HAPPY READING!

*****

42. KESADISAN ARESKA

"WOY, ARESKA!"

Sebagian seisi kelas tersentak kala teriakan menggelegar itu datang memasuki kelas. Ish, siapa yang berani mengusik ketenangan Areska? Apakah masih ada orang yang berani merusak suasana hati Areska?

Belum lama ini Areska menutup mata, perlahan kedua matanya terbuka menyorot tajam. Ia mengangkat kepalanya seraya menggebrak meja cukup keras.

Rahang Areska mengeras begitu melihat lima pentolan sekolah SMA Garuda. "Jagoan dari mana lo?" tanya Areska, mengangkat dagunya.

Elang serta antek-anteknya menyeringai remeh. "Kenalin, gue Elang dari SMA Garuda. Udah tau, kan, sekarang?"

"Lo Areska, ya? Ketua Geng terbangsat dan sok suci!" celetuk Elang, berhasil membuat raut wajah Areska berubah mendatar. "Cih! Kotor amat Geng lo kek tai. Suciin sana! Jijik gue liatnya." lanjutnya meledek.

Lalu, Elang dengan tidak sopan menggeser meja Areska ke belakang. Kemudian berdiri dengan percaya diri di hadapan Areska.

"Atau gini, saran gue ATGORIES bubar aja sono! Gak guna, bro!"

Modelan seperti ini bukanlah hal berat bagi Areska. Cowok itu tetap stay cool. Bahkan ia mengeluarkan rokoknya. Menyelipkan satu batang rokok tersebut pada sela-sela bibirnya.

Masa bodo akan ocehan Elang, Areska entengnya menyalakan ujung rokok tersebut menggunakan korek api Zippo warna silver. Lanjut, menyesapnya kalem hingga menghembuskan asap rokok tersebut.

Kelakuan Areska seperti ini membuat Elang geram. Bukan ini reaksi yang Elang inginkan.

"Gak usah sok keren lu, ganteng kagak! Jadi ketua Gengster aja gak becus, bisanya cuma nyesatin aja, sialan!" sarkas Elang keras, berlagak sinis.

"Yang kayak lu ini pantes di bantai! Enyah lo, tai!" Elang menendang kursi yang letaknya berada disamping Areska.

"Napa lo diem aja?! Bisu lo?!" tanya Elang, kesal akan sikap santai dari Areska. "Cupu amat lo jadi ketua!"

Areska yang sangat menikmati drama siang hari ini hanya terkekeh kecil. Ia menghembuskan asap rokok dengan tenang. Sementara tangan kirinya asik memainkan korek api Zippo.

Sudah teramat geram, maka Elang mempertajam matanya sambil membungkukkan wajahnya setara dengan wajah Areska.

"Pengecut lo." tekan Elang.

ARESKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang