30. Berlian Atgories

2.1K 185 20
                                    

HALLO SEMUA! SRLAMAT DATANG DI CERITA ARESKA!

MASIH PADA NUNGGUIN NGGAK?!

OKE, NGGAK MAU BASA-BASI. LANHSUNG AJA, YA!

TAPI SEBELUM ITU, KALIAN JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN PART INI! DAN MOHON BIJAK DALAM PEMBACAAN. SATU LAGI, MOHON MAAF BILA ADA KESALAHAN DALAM PENULISAN. MOHON DI MAKLUMI GUYS!

HAPPY READING!


30. BERLIAN ATGORIES

"Naca?!" Aiza panik luar biasa. Ia mengendarkan pandangannya ke segala arah, mencari keberadaan Naca.

"MANA ISTRINYA ARESKA?! KELUAR LO, BANGSAT!" teriak salah satu dari mereka.

"ASTAGFIRULLAH, NENG! AYO IKUT, SAYA!" Pak Juned, berusaha menarik Aiza. Namun gadis itu enggan untuk pergi.

"NGGAK, PAK! NGGAK MAU!"

"ITU NACA!" teriak Aiza, setelah mendapati Naca berjongkok tidak jauh dari sana sambil menangis ketakutan.

"NACA, INI BUNDA!" Aiza langsung berlari. Menoleh ajakan Pak Juned.

Aiza menerobos orang-orang yang berlarian dengan tidak peduli pada sosok anak kecil yang terduduk ketakutan. Bahkan ada yang tega menginjak paha Naca. Meskipun tidak sengaja, tapi tetap saja. Mereka terlalu memikirkan keselamatan diri sendiri.

Sesampainya di sana, Aiza berjongkok dan memeluk Naca. Melindungi gadis kecil itu dari orang-orang yang berlarian. Ia jadikan tubuhnya sebagai perisai untuk Naca. Ia juga rela menahan rasa sakit ulah orang-orang yang berlarian.

Aiza ingin cepat-cepat pergi. Tapi, berdiri saja terasa sulit.

"Bunda..." Naca menangis keras.

"Iya, ini Bunda, sayang. Jangan takut. Bunda di sini buat jagain kamu." sahut Aiza, nada bicaranya terdengar seperti sedang menahan rasa sakit.

Aiza juga berusaha semaksimal mungkin untuk menahan air matanya yang akan lolos begitu saja. Itu demi Naca.

"Bunda, takut...." lirih Naca.

"Tenang, Naca. Papa pasti datang. Papa bakal jagain kita." sahut Aiza.

Semakin kesini, tangisan Naca makin mengeras. Aiza jadi lebih panik luar biasa. Aiza pun melepas jaket yang ia beli tadi. Dan memakaikan jaket tersebut di punggung Naca. Sekalian menutup kepala Naca dengan kupluk jaket.

Kemudian, sekuat tenaga Aiza bangkit sambil menggendong Naca. Ia lemah sekarang. Tapi ia harus tetap membawa Naca pergi dengan aman.

"Bunda..."

"Ini Bunda, sayang. Kita sembunyi, ya..."

"KASIH TAU GUE DI MANA ISTRI DAN ANAKNYA ARESKA?! JAWAB, SIALAN!" tanya mereka, sambil menyiksa salah satu pedagang di sana.

Aiza ingin menerobos, tetapi ia masih tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya akibat dorong orang-orang yang berlarian. Hingga keajaiban muncul. Ia mendapat sebuah pertolongan dari tuhan. Dengan mendatangkan Pak Juned.

"Ayo, Neng. Mari ikut saya! Mereka lagi ngincar Neng sama Adeknya!" Segera Pak Juned membawa Aiza keluar dari lautan manusia yang kini tengah berlarian.

Pak Juned membawa Aiza bersembunyi di balik pohon besar. Aiza memeluk Naca erat bersama kedua mata yang berkaca-kaca.

"KELUAR LO SAMPAH! GUE HABISIN LO!"

"WOY, KELUAR LO!"

"SIALAN!"

Seketika Pak Juned terkejut melihat dua cowo dari pasukan mereka berjalan mendekati pohon diamana tempat ia bersembunyi bersama Aiza.

ARESKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang