12 | Dinner

724 84 34
                                    

Happy Reading!
Semoga kalian suka, ya😊

Btw aku mau ngucapin selamat buat Hijrah Cintakuu. Kalian dapet peringkat 16😢😢

Thx u so much juga buat kalian pembaca setiaku.
Sayang kalian^^

◇◇◇

"Ada beberapa hal yang tidak bisa diungkapkan melalui kata-kata. Biarkan waktu yang akan menguaknya suatu saat nanti. Tunggu saja."


"Hah, Saras. Kamu nggak sakit, 'kan?" tanya Rena dengan terkejut.

"Enggak, Mah. Saras beneran."

Rena menyipitkan kedua matanya. "Tapi kamu nggak ngerencanain sesuatu, 'kan?"

"Apaan sih, Mah. Ya udah kalo nggak mau ya nggak usah," sewot Saras sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Oke, nanti Mamah undang Adam buat makan malem di sini."

Mendengar ucapan Rena, Saras pun berlalu sambil tersenyum miring. Meninggalkan Rena dengan wajah yang masih menganga.

"Tuh anak kesambet apa, ya?" monolog Rena, dia menggelengkan kepala dan enggan berpikiran buruk kepada anak semata wayangnya.

Di tempat lain, Adam tengah menilai hasil ulangan anak-anak kelas dua. Adam tampak fokus mengamati setiap jawabannya dengan sangat teliti.

Calon Mertua Call

"Halo, assalamu'alaikum Tante."

"Wa'alaikumussalam. Maaf, Tante ganggu kamu ya?"

"Oh, enggak kok Tante."

"Tante cuma mau bilang, kalo tadi Saras minta Tante buat ngundang kamu makan malem. Gimana, bisa nggak?"

"Bisa, Tante. Tapi kenapa Saras nggak ngomong sendiri aja ke Adam? Kan jadi ngrepotin Tante."

"Mungkin Sarasnya malu, kali. Ya udah ya, gitu aja. Jangan lupa nanti malem dateng ya Dam."

"Iya Tante, Adam pasti dateng."

"Ya udah, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Rena memutuskan sambungan teleponnya. Usai mendapat kabar baik itu, Adam hanya bisa tersenyum sendiri.

Secepet itu Sa, kamu pengen tau siapa aku?

"Cie ... guru muda kita senyum-senyum sendiri. Kenapa sih, Dam? Kalo punya kabar baik tuh bagi-bagi dong, biar saya juga ikut bahagia," goda Akrom, sesama guru di tempat Adam mengajar.

"Ah, Pak Akrom bisa aja. Gimana, Pak Akrom udah selesai ngoreksinya?" Adam mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Udah, saya minta bantuan murid saya. Jadi lebih cepet. Eh, duluan ya Dam, saya mau makan siang dulu. Kamu juga istirahat, jangan kerja mulu," ucap Akrom sambil menepuk bahu Adam.

"Iya, Pak. Saya sebentar lagi selesai kok," jawab Adam dengan ramah.

🍁

Tepat pukul delapan malam, Adam sudah berada di rumah Saras. Lain halnya dengan Adam yang tampak kikuk, Saras terlihat biasa saja. Bahkan sesekali dia tersenyum ramah ke Adam, membuat Adam menaikkan satu alisnya. Tidak mengerti.

Hijrah Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang