15 | Malam Pertama

1.3K 98 21
                                    

"Ini adalah malam pertama terindah di sepanjang sejarah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini adalah malam pertama terindah di sepanjang sejarah. Malam itu, malam yang membuatku seakan berada di surga. Apa aku boleh mengulangnya?"


Hari pertama tidur di rumah baru, membuat Saras merasa tidak nyaman. Dia terus berganti posisi, namun matanya sama sekali tidak mau terpejam. Suasana yang hening membuat telinganya lebih sensitif. Bahkan dia sampai bisa mendengar suara detak jantungnya sendiri.

Di tengah suasana yang kurang bersahabat, Saras mendadak haus. Sayang sekali dia lupa tidak membawa air putih ke kamarnya. Mau tidak mau dia harus pergi ke dapur. Untunglah, Saras Si Ratu Preman Kelas bukanlah seorang penakut, baginya masalah seperti ini hanyalah sepele.

"Huh, lega. Ah, kalo kayak gini gue bisa punya mata panda nanti pagi," Saras mendesah kesal. Tetapi tiba-tiba dia terdiam, telinganya terus mencari ke sumber suara. Suara itu ... Saras mengendap-endap untuk memastikannya.

"Yaa ayyuhhanasut taquu robbakumulladzi kholaqokum ...."

Rupanya Adam tengah melantunkan ayat suci Al-Qur'an. Dia membaca Quran Surah An-Nisa ayat satu, yaitu ayat yang menjelaskan tentang pernikahan. Mendengarnya, membuat hati begitu tenang. Bahkan meskipun pintu kamar Adam tertutup rapat, Saras rela terus berdiri. Sesungguhnya, Kitab Suci Al-Qur'an adalah sebaik-baik penenang hati.

"Gue nggak pernah ngerasa sedamai ini," Saras memegangi dadanya, dia tersenyum lebar.

"Gue suka sama bacaan Al-Quran yang dilantunin, bukan ke orangnya. Jadi otak tolong diem, biar hati gue aja yang sekarang kerja," gumam Saras meyakinkan diri.

Inilah yang terjadi ketika hati dan otak saling beradu. Seseorang dapat terlihat tidak waras karena asik memarahi diri sendiri tanpa alasan yang pasti. Seperti Saras saat ini.

Mengetahui Adam yang sudah selesai membaca Al-Quran, Saras bergegas pergi. Dia tidak ingin Adam mengira kalau Saras ingin menemuinya. Bakatnya dalam mengendap-endap memang boleh diakui, bahkan debu yang berserakan pun tetap pada tempatnya. Dia berjalan dengan begitu hati-hati dan pastinya tanpa suara sama sekali.

Hari menunjukkan pukul tiga pagi. Sepertinya Saras mulai merasa mengantuk. Dia kembali membaringkan tubuhnya dan tak lama sudah terlelap. Aneh, padahal sejak malam tadi dia sama sekali tidak bisa tidur.

Pukul setengah lima, adzan subuh berkumandang. Adam berniat untuk melaksanakan salat subuh, namun seketika dia menatap ke arah pintu kamar. Seakan pandangan matanya dapat menembus ke luar.

"Dia juga tanggung jawabku," monolog Adam dengan nada tenang. Seperti biasanya.

Adam menghampiri Saras ke kamar, lalu mengetuk pintu. Tetapi sayangnya, suara Adam kalah dengan dengkuran Saras. Mendapati kamar Saras yang tidak terkunci, Adam menjadi bimbang. Jika dia masuk, pasti Saras akan sangat marah. Tetapi jika dia tidak masuk dan tidak mengingatkan Saras untuk salat, maka dia akan berdosa.

Hijrah Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang