Cinta pertama memang sering kali dikaitkan dengan cinta sejati, namun bagaimana jika cinta pertama justru hadir untuk menyakiti?
Saras, preman kelas yang menjadi ratu di sebuah geng. Dia merupakan anak tunggal dari keluarga berada, namun tingkahnya...
"Cepat atau lambat, kamu bakalan tau siapa aku sebenernya." • •
"Ayok, Sa. Aku anterin aja. Pasti papah sama mamah kamu lagi panik sekarang."
Oh, iya.
Saras akhirnya menerima tawaran Adam. Mereka meninggalkan mobil Saras di pinggir jalan, hingga orang bengkel langganan Saras datang untuk mendereknya.
Suasana di malam hari yang hening membuat keduanya tidak nyaman. Keduanya hanya terdiam, sesekali Adam berdeham. Ingin mengawali pembicaraan, namun niatnya selalu gagal. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk tetap fokus menyetir mobilnya.
"Ekhem."
"Kamu haus, Sa?" tanya Adam dengan polosnya. Saras hanya terdiam dan melirik tajam ke arah Adam, membuat Adam tertunduk sejenak.
Nah, kan salah ngomong.
"Lo kenapa bisa lewat sana tadi?" Saras mengawali pembicaraan.
"Aku dapet telepon dari mamah kamu. Udah jam delapan tapi kamu belum pulang, makanya aku nyari kamu," terang Adam.
Saras mengangguk paham. "Makasih."
Adam membelalakkan mata. "Hmmm?" Untuk beberapa detik, Adam terdiam.
"Lo bisa bela diri ternyata," ucap Saras sambil tersenyum meremehkan.
"Alhamdulillah sedikit-sedikit, sebelum ke Mesir aku sempet latian karate. Buat jaga-jaga aja," papar Adam dengan nada yang tenang.
"Oh, gue pikir lo mantan anak geng juga," ujar Saras dengan mudahnya. Untunglah Adam tidak tersinggung karena ucapan Saras. Adam hanya menanggapinya dengan senyuman tipis.
"Gue tau, di balik tampilan lo yang alim ini pasti ada sisi gelap yang lo sembunyiin. Iya, 'kan?"
Pasti habis ini dia bakalan marah. Ayok dong marah, biar sekalian nggak jadi nikah.
Mendengar ucapan Saras, Adam menatapnya dan tersenyum. "Iya, ya? Kita kan belum saling kenal. Tapi cepat atau lambat, kamu bakalan tau siapa aku, Sa." Adam tersenyum hangat lalu kembali fokus menyetir.
Deg!
Saras tercengang mendengar jawaban Adam. Apa maksudnya?
Mereka akhirnya tiba di rumah Saras. Benar saja, Bram dan Rena telah menunggu Saras di depan teras dengan wajah keduanya yang terlihat cemas.
"Saras akhirnya kamu pulang, kamu dari mana aja?" Rena langsung memeluknya erat.
"Adam, makasih ya udah bantuin cari Saras," ucap Rena penuh haru. Bram menepuk bahu Adam dengan tersenyum bangga.
"Maaf, Mah. Tadi mobil Saras mogok di jalan."
"Udah, kamu istirahat aja sana. Pasti kamu capek, urusan mobil biar Papah aja yang menangani," titah Bram.
Menurut, Saras masuk ke dalam rumahnya. Dia memang begitu lelah hari ini, baik hati maupun fisiknya sama-sama perlu diistirahatkan.
"Kalo gitu Adam pamit dulu Om, Tante," ucap Adam dengan sopan.
"Nggak mau nginep aja? Ini udah malem banget, loh," ujar Rena yang khawatir.
"Makasih Tante, tapi Adam pulang aja," ucap Adam sambil tersenyum ramah, lalu mencium tangan keduanys.
🍁
"Gue benci sama lo, Bagas. Gue benci banget sama lo. Gue kira lo bener-bener cinta sama gue, ternyata gue cuma buat mainan lo doang. Sial! Gue bisa ketipu sama mulut buaya lo itu," umpat Saras dengan meremas kuat bantal yang ada di genggamannya. Mengingat kejadian tadi, membuat Saras begitu kecewa.
Bagaimana bisa Bagas berkata kenapa? Dia salah apa? Sama sekali tidak tahu diri.
"Gue pikir di sini gue yang salah, tapi ternyata lo udah punya pacar sebelum lo ngungkapin perasaan lo sama gue. Dan besoknya lo jalan sama cewek lain. Hah, gila kali ya? Sok kegantengan benget jadi orang."
Krrreeek
"Saras, tidur. Udah malem, nanti kamu masuk angin."
Saras terkesiap. "Iya Mah, ini juga mau tidur." Saras berpura-pura menarik selimutnya.
"Tapi kamu nggak apa-apa, 'kan? Pasti sebelum Adam dateng kamu sendirian ya?" tanya Rena dengan penuh cemas.
"Saras nggak papa kok Mah. Saras tidur dulu ya, capek."
Rena mengangguk pelan, lalu mematikan lampu kamar Saras dan melangkah keluar.
"Dan lo Adam, gue bakalan buat lo ilfil sama gue. Biar lo nggak jadi nikah sama gue. Lo liat aja. Gue ini Saras, gue bisa lakuin apa pun yang gue mau," monolognya sambil tersenyum miring.
"Tapi gue bingung, maksud ucapan Adam tadi apa, ya? Cepet atau lambat, gue bakal tau siapa dia? What?"
"Hah, nggak tau lagi gue. Emang bener kata orang, hidup itu penuh kebohongan," Saras menyengir kuda.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
_______________________________ Gimana? Hati masih aman, ya?
Mau bilang apa ke Bagas? Mau bilang apa ke Gisya? Mau bilang apa sama Saras? Mau bilang apa sama Adam?
Atau mau ngomong sesuatu ke authornya? Ah, bercanda aku mahh😅
Kira-kira ada kebohongan apa lagi di antara mereka?🤔