16 | Capcay di Malam Itu

971 90 26
                                    

Bahagia itu sederhana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bahagia itu sederhana. Cukup dengan kamu selalu ada di sampingku, menemaniku, itu sudah cukup membuatku bahagia dan bersyukur.


Berhari-hari, bahkan berminggu-minggu Saras berdiam diri di rumah, sedangkan Adam sudah kembali mengajar di sekolah. Saras merasa begitu bosan dengan hari-hari yang tanpa kegiatan. Dia selalu menghabiskan waktu dengan menonton acara televisi. Tertawa dan menangis seorang diri. Andai dia punya sedikit pekerjaan, pasti harinya lebih menyenangkan.

Sebenarnya dia ingin belajar memasak. Bukan untuk Adam, melainkan untuk dirinya sendiri. Namun sudah berkali-kali mencoba rasanya tetap sama. Hambar.

"Hah, bosen banget lama-lama gue di depan tv mulu." Saras mematikan televisinya dan mulai memainkan ponsel.

"Capcay? Enak kali ya?"

Saras mulai melangkah ke dapur dan mengambil beberapa bumbu. Menghitung butir demi butir sesuai ketentuan pada resep.

"Ah, tapi mager. Lagian Adam masaknya ngebosenin banget, sih. Nggak ada yang lebih enak kali ya?"

Saras melipat kedua tangan di depan dada dan mencebikkan bibirnya. Dia mengambil sebuah ponsel dan mulai menekan beberapa tombol. Wajahnya tampak lebih semringah, senyuman iblis pun muncul seketika.

Tanpa menunggu lama, terdengar seseorang mengetuk pintu. Dengan sigap Saras menghampiri.

"Nah, gini kan enak. Gue kan terlahir dari orang kaya, masa makannya kayak gitu mulu. Nggak level dong. Lagian kalo gini kan kartu kredit dari Adam jadi ada gunanya." Saras menenteng sebuah kotak pizza di tangannya.

Saras memakan pizza tersebut dengan sangat lahap, hingga dia menghabiskannya seorang diri. Lihatlah, betapa anak orang kaya ini sangat rakus sekali.

🍁

"Assalamu'alaikum. Saras." Adam terus mengetuk pintu, namun sama sekali tidak ada jawaban. Akhirnya dia memutuskan untuk masuk. Adam menyusuri setiap ruangan, dia tidak menemukan Saras di mana pun. Sepertinya setan telah menculiknya karena sifat tamak Saras yang terus dipelihara.

Tenang, masih ada satu ruangan lagi. Adam bergegas menuju ruangan tersebut, dan benar saja. Istri tercintanya tengah tidur terlentang di atas sofa dengan mulut yang menganga. Sangat memalukan. Sepertinya rasa kenyang membuat Saras begitu mengantuk, hingga dia tertidur bagaikan seseorang yang disuntik mati.

"Ya Allah Saras, kamu kok bisa tidur di sini." Adam sendiri bingung, harus marah atau tertawa. Dia merasa marah karena khawatir, namun juga menahan tawa karena melihat tingkah konyol istrinya.

"Saras bangun, tidur di kamar. Nanti badan kamu sakit."

"Saras."

"Heh, Adam. Gue itu Putri Sarasvati. Terlahir dari orang kaya."

Mendengar ucapan Saras, Adam terkaget. Dia mengerjap, namun tiga detik kemudian dia terkekeh. Rupanya Saras tengah mengigau. Bisa-bisanya dia tetap menyombongkan diri meskipun dalam mimpi?

Hijrah Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang