"NGGAA!"
Ranu hendak membuka pintu dari luar ketika dia tiba-tiba mendengar pekikan dari dalam ruang rawat itu. Dia terperanjat kaget ketika menemukan seorang perempuan terduduk di atas bangsal sembari menatap tangannya yang gemetar.
"Aku tidak membunuhnya!" gumamnya masih terus menatap sepasang tangan bergetar miliknya.
Suara aneh mengiang-ngiang dari dalam kepalanya membuat Raline menjambak rambutnya kasar. Hal itu sontak membuat Ranu membulatkan mata.
"HENTIKAN! AKU BILANG AKU TIDAK MEMBUNUHNYA!" teriak perempuan rambut panjang tersebut.
"Raline! Ada apa denganmu?!"
Bibir Raline bergetar hebat "Aku membunuhnya..."
Ranu berhasil membuat Raline berhenti menjambak rambut. Dia meraih wajah Raline dan membuat perempuan itu menatapnya.
Ranu dapat melihat jelas ketakutan dari wajah perempuan tersebut. Jarak antar kedua wajah yang sangat dekat membuat Ranu lebih mudah mengidentifikasinya. Bibir Raline turun dan bergetar, matanya sayu membuat siapa pun yang menatapnya ikut bersedih.
"Siapa yang kau bunuh?" tanya Ranu pelan.
"Aku mendorongnya. Dia.. benar-benar jatuh ke jurang." jawab Raline dengan bibir yang masih bergetar ketakutan.
"Siapa?"
"Aku membunuh....... Ka Ranu"
Ranu tertegun. Kecurigaannya selama ini terbukti benar. Raline adalah Alina. Gadis dua belas tahun lalu yang telah membuatnya merasakan apa itu kehangatan untuk pertama kali.
Tubuh Raline berguncang hebat. Wanita itu semakin menangis tersedu-sedu. Ranu merengkuhnya ke dalam pelukan. Laki-laki yang masih terkejut itu dapat merasakan isak tangis perempuan di dada bidangnya.
"Kau tidak membunuhnya."
Kini laki-laki itu merasakan gelengan halus dari sumber yang sama.
"Aku mendorongnya ke jurang. Aku pembunuh. Aku—"
Hiks
Hiks
Ranu melepaskan rengkuhannya kemudian kembali meraih wajah sembab Raline.
"Dia masih hidup."
Ungkapan Ranu membuat isak tangis perempuan itu berhenti sesaat.
"Benarkah? Apa dia baik baik saja? Dimana dia? aku harus bertemu dengannya sekarang juga"
Raline hendak beranjak turun dari bangsal namun Ranu menahannya.
Laki-laki itu menatapnya dalam.
"Dia sudah baik-baik saja tepat disini. Di depanmu. "
Mata merah itu terpaku pada sosok laki-laki berahang tegas yang kini menatapnya lembut.
"Benarkah? Benar-benar Ka Ranu?"
Ranu mengangguk.
Perempuan itu mematung sesaat sampai kemudian dia tiba-tiba meraih leher Ranu lalu memeluknya. Tubuh Ranu yang tinggi membuatnya harus menunduk.
"Ka Ranu, aku minta maaf—hiks"
Ranu membalas pelukan Raline dengan lembut, tak bisa ditepis bahwa Dia juga sangat merindukan sosok gadis 12 tahun yang berhasil memberikan warna dalam hidupnya.
"Kau tidak perlu minta maaf."
Perempuan itu masih menangis tersedu sedu. Usapan lembut tangan besar di punggungnya membuat isakannya perlahan mereda hingga kemudian berhenti seiring dengan hilangnya kesadarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
If Something Happens I Love You
Roman d'amourRaline Dhara, seorang psikolog, tersesat dalam hutan terlarang karena dikejar oleh pria bertopi fedora. Pertemuannya dengan Ranu, bilioner tampan berdarah dingin dan kejam, membuat Raline bertekad untuk menyembuhkan luka batin Ranu dan membuat laki...