42. [HEARTBREAKING III] pelampiasan

447 24 0
                                    

Dentuman musik bar yang sangat keras menggema ke seluruh penjuru tempat bersuasana gelap yang terisi penuh oleh gerombolan manusia. Mereka berjoget berjingkrak ria menikmati musik elektrik dibawah lampu sorot putar.

Lain halnya dengan seorang pria berambut acak-acakan yang duduk di atas sofa VIP. Ia tampak menyendiri dari keramaian dengan segelas minuman keras di tangan kanannya. Entah bagaimana tapi pikirannya saat ini sangat kacau.

Apa dia baru saja dicampakan? Ya. benar.

Ranu telah kehilangan akal sehatnya hingga ia memutuskan pergi ke klub malam untuk melampiaskan emosinya. Dia berpikir bahwa pergi ke tempat suram ini akan bisa membuatnya melupakan Raline dengan mabuk atau mencari wanita lain untuk pelampiasannya.

Nyatanya tidak, sedari tadi banyak wanita dengan pakaian minim dan ketat menggodanya namun Ranu sama sekali tidak tergubris. Ia hanya menatap datar lurus ke depan sembari terus meneguk minuman beralkohol tinggi yang kini hampir habis lima botol.

"Hai, tampan, sendirian aja sih..." goda seorang wanita berbaju merah cabai.

Dia memakai rok ketat sepanjang pangkal paha yang lebih tepat disebut celana dalam sebenarnya. Rambutnya hitam panjang tergerai sampai punggung.

Pekerja seks bernama Maya itu memang sudah mengincar Ranu sedari tadi. Beberapa temannya mengeluh gagal mendekati Ranu membuat Maya bertekad untuk menaklukan pria itu malam ini.

Dengan begitu berani, wanita itu duduk di pangkuan Ranu. Satu tangannya mengalung di leher Ranu sementara yang lainnya mengelus halus rahang tegas pria itu.

Sedangkan pria berhati remuk tersebut masih tidak menggubris. Diteguknya satu gelas penuh minuman alkohol sampai habis lalu tiba-tiba kepalanya terasa berat.

Ia menoleh pada sosok wanita di pangkuannya. Begitu halus, tangan Maya mengelus rahangnya membuat Ranu teringat pada sosok wanita juga melakukan hal yang sama beberapa waktu lalu, sebelum dia membuat Ranu hancur. Mengingat Raline lagi-lagi membuat rahang Ranu mengeras.

Merasa tak ada penolakan, Maya melanjutkan aksinya dengan mengecup bibir Ranu perlahan sebelum mengulumnya. Ranu yang sudah dibutakan amarah ditambah lagi efek alkohol membalas ciuman itu dengan kasar.

Maya tersenyum puas, tidak seperti teman-temannya, ia berhasil membuat Si Tampan Zander terlena.

'Ranu, let's break up. Aku sudah tidak tahan lagi.'

Ingatan tentang betapa buruk Raline menyakitinya membuat Ranu semakin buas mencium bibir Maya.

'I don't even like you a little bit. You're a monster, you're jerk, you're killer and I hate you.'

Maya semakin senang karena pria yang masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia itu menciumnya dengan membabi buta. Kini mereka berada dalam sebuah kamar tepat disamping sofa tadi karena ulah Maya yang menuntun. Ranu juga terlihat tidak peduli, ia justru semakin ganas meraup bibir pekerja seks itu.

'Aku kasihan padamu. Begitu inginnya kamu mendapatkan cinta sampai rela melakukan apapun. Aku sama sekali tidak menyukaimu,'

Rencana selanjutnya, membuat Ranu menjadi miliknya seutuhnya. Maya menuntun laki-laki yang terlarut dalam emosi dan pengaruh alkohol itu ke kasur besar. Ia mulai membuka pakaiannya sendiri satu persatu. Setelah beres, dia beralih melepas jas hitam pria itu tanpa melepaskan ciuman mereka.

Ia bersorak dalam hati sebab Ranu tidak menolak. Jemari tangannya itu kini berkutak melepas kancing kemeja Ranu satu persatu. Desahan maya sesekali terdengar karena ciuman Ranu yang begitu memabukannya.

"Mr Zander..."

'Ranu, apa yang kau lakukan?'

Suara wanita menggema di telinga Ranu seperti sedang berbicara kepadanya.

If Something Happens I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang