41. [HEARTBREAKING II] betrayed

433 27 0
                                    

BRAAAKK!

BRUGGHH!

PRAAANNG!

"Aaaaarrrrggghhhh!"

Keadaan sebuah penthouse bernuansa hitam dan putih itu kini sudah tak lagi pantas disebut hunian. Meja terbalik, sofa bergeser, kursi berantakan dan pecahan beling dimana-mana.

Seorang laki-laki dengan kemeja lusuh, rambut berantakan dan wajah merah menjambak rambutnya kasar. Beberapa kali ia berteriak geram lalu memukul apapun yang ada di dekatnya.

Sedih

Marah

Kecewa

Sakit

Semua tercampur jadi satu.

Saat tuas pengaman lepas, bom akan meledak tanpa terkendali dan menghancurkan apapun dalam radius tertentu. Sama dengan hewan buas kehilangan pawang lalu menjadi agresif dan menyerang siapapun di dekatnya.

Sama juga dengan Ranu yang merasa terkhianati oleh seseorang yang begitu dia sayangi.

"Kenapa? KENAPA?"

KRAK

Ranu meninju dinding jendela tebal miliknya hingga membentuk retakan panjang. Pengkhianatan ini telah membuatnya hilang kewarasan.

Setelah apa yang mereka lalui bersama.

Setelah Raline berhasil membuatnya merasa hidup.

Setelah Ranu memberikan semua termasuk kepercayaannya.

Raline terus terang mengkhianatinya seperti ini?

Tak jauh dari tempat Ranu berdiri, Jay terpaku dalam diam melihat Ranu yang begitu emotional saat ini. Tidak, lebih tepatnya dia menjadi sangat emotional sejak bertemu dengan Raline.

Jay sudah mengetahui apa yang terjadi sebab tingkah Ranu yang berteriak marah sembari menyebut nama Raline itu sudah cukup memberinya penjelasan.

Yah, setelah digantung, Jay yakin majikannya baru saja ditinggalkan. Persis pemuda SMA korban harapan palsu.

"Kurasa Raline tidak benar-benar meninggalkanmu."

Jay memberanikan diri bersuara.

Sepersekian detik kemudian, Ranu berhenti. Dia tersenyum hambar.

"Kau pasti juga telah terpedaya oleh wanita itu. Kenyataannya dia hanya memanfaatkanku untuk keuntungannya, dia lebih buruk dari para bajingan yang ingin menghancurkanku— aarghhhhhhh"

PRANG!

Suara benda pecah lagi-lagi menggelegar di penjuru penthouse membuat Jay meringis.

"Tenangkan dirimu! Kau harus mencari kebenaran dulu! Aku yakin Raline tidak seburuk itu."

"SHUT UP!" Ranu berteriak.

"Keluar!"

"Ranu, sadar! Kau telah dibutakan kecemburuan! Bagaimana kau bisa melupakan apa yang Raline—"

"JANGAN SEBUT NAMA ITU ATAU KUBUNUH KAU!"

***

"Keputusan yang sangat bagus, sayang!" suara berat mengejutkan seorang wanita yang baru saja masuk ke dalam bangunan megah tiga lantai itu.

Raline mendesis, tangannya mengepal kuat.

Seorang laki-laki berdiri bersandarkan tembok putih tersenyum miring menatapnya.

"Karena kamu sudah melakukan hal baik, aku akan memberimu hadiah. Biar aku tunjukan sesuatu yang akan sedikit mangaktifkan adrenalinmu."

Raline hanya bisa pasrah saat pria itu mencekal lalu menariknya pergi. Langkah Gavin yang begitu panjang membuat Raline kewalahan. Wanita itu belum terbiasa sebab saat jalan bersama Ranu, laki-laki itu selalu menyamakan langkah kakinya dengan Raline.

If Something Happens I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang