32. Gagal Menjaganya

628 31 0
                                    

PERHATIAN: MENGANDUNG ADEGAN DEWASA DAN KEKERASAN, SEBAGIAN PEMBACA MUNGKIN MERASA TIDAK NYAMAN.

"Gavin?"

Raline mengerutkan dahi. Apa yang laki-laki itu lakukan disini?

Apapun itu Raline tidak peduli. Dia harus meminta pertolongan sebelum preman-preman itu memangsanya.

Gavin tersentak sejenak saat melihat Raline. Namun dengan cepat dia mengganti keterkejutannya dengan senyum lebar.

"Hi Sweetie! Apa yang kau lakukan disini?" sapanya sembari terus menarik rambut Megan kuat-kuat membuat wanita paruh baya itu merintih.

"Gavin.. tolong aku... Tolong keluarkan aku dari sini kumohon.." Raline memohon dengan mata berkaca-kaca.

"Tidak! Kau tidak akan lepas!" Celetuk Megan sembari terus meronta ronta.

Gavin berdecak kesal kemudian memukul tengkuk Megan sangat keras.

Bugh

"Berisik banget." Desisnya setelah membuat Megan kehilangan kesadaran.

"Gimana tadi?" tanyanya menatap Raline.

Mata Raline berkaca-kaca, "Tolong keluarkan aku dari sini."

Gavin terlihat memasang raut sedih. Tapi entah bagaimana Raline tidak melihat emosi apapun di balik netra laki-laki itu.

"Aku ingin sekali menolongmu tapi... Aku punya masalahku sendiri yang harus aku selesaikan. Maafkan aku." Sahutnya enteng.

Raline mengernyit tidak percaya. Orang macam apa Gavin ini hingga tega melihat seorang perempuan hendak diperkosa oleh preman-preman bejat itu

Raline menggeram padanya.

Helaan pendek keluar dari mulut Gavin. Ia lalu meraih dagu Raline cukup kasar.

"Hei, jangan menatapku seperti itu. Aku sangat tertarik padamu, kau tahu? Tapi masalahnya, aku tak bisa membiarkan wanita ini lolos lagi. Setelah selesai aku berjanji akan membuatmu datang kepadaku, hm?" Gavin menyunggingkan senyum iblisnya.

Raline menyentak dagunya kasar membuat laki-laki itu menatapnya tidak suka.

"Ranu tidak akan mengampunimu!" geramnya. Ia tidak tahu kenapa dia lagi-lagi melibatkan nama laki-laki itu. Kalimat itu keluar saja dari mulutnya tanpa dicerna oleh otak terlebih dulu.

Laki-laki berparas tampan itu tersenyum miring. Ia mengambil pistol yang tercantel di jari-jari Megan lalu tanpa basa-basi langsung menembakkan peluru ke salah satu preman. Tepat di kepalanya.

Dor!

Satu preman terkapar dengan mata terbuka lebar membuat Raline tercekat. Tembakan Gavin membuat aktivitas preman lain yang tengah menikmati tubuh seorang gadis terhenti sesaat namun setelah itu kembali lagi.

"Aku akan membuatnya seperti pria itu jika dia berusaha menghalangiku. Camkan itu baik-baik!" Ancam Gavin.

Laki-laki itu berlalu begitu saja sembari menyeret seorang wanita pingsan.

Sedangkan Raline, wanita itu masih tertegun dengan apa yang baru dia lihat dan dengar. Dia terus merutuki dirinya yang begitu bodoh melibatkan Ranu kembali dalam masalahnya. Ia tidak akan kuat melihat Ranu terluka apalagi mati mengenaskan karena dirinya.

"Wah, yang ini terlihat lebih nikmat. Cantik dan bentuk tubuhnya sempurna." Seorang preman datang diiringi preman lain dibelakangnya membuat mata Raline membulat sempurna.

If Something Happens I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang