38. Jangan ambil dia

469 27 0
                                    

Hari ketiga,

Helaan napas lagi-lagi terdengar dari mulut Ares. Kepalanya terasa pening melihat seorang wanita yang bolak-balik di depan pintu apartemen dengan wajah gusar. Dia bahkan tidak tidur semalam karena menemani Raline yang menunggu seseorang datang.

"Raline."

 panggil Ares membuat Raline menghentikan langkah dan menoleh.

 "Kenapa kau sangat khawatir dengannya? Dia pasti akan pulang tanpa perlu kau tunggu seperti itu. Kamu bahkan tidak tidur semalam dan ini sudah hampir petang kau perlu istirahat." Lanjut Ares. 

Dia menyandarkan bahunya di sebuah dinding dengan tangan dilipat di depan dada. Sedari tadi, ia terus memperhatikkan gerak-gerak Raline dengan mimik cemasnya.

"Ares, ini sudah hari ketiga tapi Ranu belum kembali dan dia tidak menjawab panggilanku." Pungkas Raline.

Ares berdecak 'Bajingan sialan itu! Apa susahnya mengangkat telpon.'

"Dia pasti sedang sibuk. Kebocoran data bukan sesuatu yang mudah ditangani, Raline. Sebentar lagi dia pasti datang. Nah, sambil menuggunya datang lebih baik kita makan. Kau juga belum makan sejak pagi. Bagaimana kalau pesan ayam bakar?" Ares mencoba mengalihkan perhatian.

Samar-samar walau ragu Raline mengangguk. Bukan karena dia ingin makan. Selera makannya sepertinya ikut terbawa Ranu pergi. Raline hanya tidak tega melihat Ares yang terus menemaninya sejak pagi.

Brianna sudah pulang karena ayahnya sedang sakit sehingga ia harus mengambil alih bisnis keluarganya. Sedangkan Venya, dia punya kewajiban mengurus adik bungsunya di rumah karena orang tuanya berada di luar kota. Mereka sebenarnya merasa berat hati untuk pergi, tapi Raline dengan penuh pengertian berkata pada mereka bahwa dia baik-baik saja.

Ares mengeluarkan benda pipih bewarna hitam dari saku celananya.

"Oke. Aku akan pesan dua ayam bakar dengan—"

Drrtt

Panggilan masuk seseorang membuat Ares menghentikan kalimatnya dan mengernyit.

Abah is calling....

Raut Ares berubah cemas ketika melihat panggilan masuk dari Imran. Dia segera menggeser tombol hijau dan merapatkan permukaan ponsel ke telinganya.

"Halo Bah?"

"..."

"Apa?!" pekik Ares membuat Raline menoleh.

"....."

Ares melirik Raline sekilas kemudian kembali bersuara .

"Mas Farhan, aku minta maaf. Aku tidak bisa kesana sekarang."

Dahi Raline mengerut. Ares terlihat menkhawatirkan sesuatu. Kedengarannya, sesuatu yang buruk telah terjadi di panti.

"Baiklah. Hubungi aku lagi nanti."

Tut

"Ares, ada apa?" tanya Raline, cemas.

"Panti diserang lagi, Ra. Sepertinya kali ini mereka serius."

Raline terbelalak "Bagaimana bisa? Ranu sudah berjanji tidak akan menggunakan cara kasar."

Ares menghela sembari mengurut keningnya.

"Sepertinya kali ini bukan atas perintah Ranu. Orang yang datang berpakaian sangat rapi dan lebih kejam. Mereka bahkan mengancam akan menembak siapapun yang menghalangi."

Raline menutup mulut dengan tangannya.

"Kalau begitu kenapa kau masih disini?! Cepat tolong mereka!" sergah Raline.

If Something Happens I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang