10. LIGER

1.1K 63 0
                                    

Perempuan itu bergerak mundur karena laki-laki berkemeja putih yang lengannya di gulung setinggi siku itu terus melangkah dengan pistol yang mengarah padanya.

"Tidak ada orang yang mengutusku. Aku hanya orang tersesat."

Laki-laki dengan sorot tajam itu tersenyum miring. Raline kini mulai tegang, tubuhnya diterjang rasa merinding. Laki-laki itu semakin mendekat, tangan kanannya masih menggenggam pistol dan tangan kirinya menarik tangan Raline kasar lalu membuat perempuan itu berlutut di hadapannya.

"Jika kau berbohong aku akan menembakmu. Jika kau berkata jujur aku akan melemparmu ke jurang. Bohong atau jujur akan menentukan nasibmu." Ancam laki-laki itu.

"Kenapa tawaranmu terdengar tak ada bedanya? Aku akan sama-sama mati pada akhirnya, apa kau bercanda?" ujar Raline bernada sinis.

"Atas dasar apa aku harus membuatmu hidup? Jangan harap!" tandas laki-laki itu.

Raline mendegus kesal Kenapa hari ini semua orang begitu... menyebalkan?

Raline mendongak, menatap lekat manik hitam yang menyorot tajam padanya itu. Keluar dari sini pria bau tanah itu pasti akan mengejar dan membunuhku. Berada disini juga monster hutan ini akan menembakku. Baiklah, pada akhirnya semua manusia juga akan mati kan? sekarang atau nanti sama saja.

Raline meraih moncong pistol dengan berani dan mengarahkannya tepat di dada kirinya, tempat dimana sumber kehidupannya berada.

"Kau mau membunuhku? Baiklah, lakukan. Aku berkata jujur tapi aku memilih untuk ditembak saja agar lebih cepat sakaratul mautnya. Setelah nyawaku pergi dengan damai, kau bisa membuang jasadku ke jurang. Tawaran yang menarik kan? Aku terbunuh dan kamu membunuh. Kita sama-sama untung."

Kini dahi laki-laki itu berkerut mendengar kalimat perempuan itu dengan nada terbilang santai tanpa takut sedikit pun.

"Ah satu lagi. Jika kamu kebetulan bertemu dengan orang yang mencariku. Katakan padanya aku sudah bahagia tinggal di tempat lain yang jauh lebih indah dari dunia ini." sambung Raline membuat kerutan dahi laki-laki itu semakin dalam.

"Apa?" laki laki bermodel rambut curtain haircut itu menatap Raline tak percaya.

"Itu wasiatku." Sahut Raline polos.

Orang macam apa dia ini. batin laki-laki itu kemudian dia menaikan sebelah alisnya dan tersenyum miring

"As you wish"

Raline menutup matanya, dia menyiapkan diri untuk menyambut sebatang peluru menghantam jantungnya.

PYARRRR

Suara pecahan kaca jendela membuat mata Raline terbuka, dia melihat dada kirinya dan menghela napas lega. Pistol yang tadinya sudah tepat membidiknya pun kini tertuju ke sembarang arah karena Sang Empunya terkejut dengan kedatangan hewan peliharaannya yang terbilang tidak biasa.

Raline menggerakkan bola matanya ke kanan, matanya membulat seketika melihat kucing besar tadi sudah berada di dalam setelah berhasil memecahkan kaca jendela besar.

"Zebra?" Ranu, laki-laki yang berdiri di hadapan Raline terlihat terkejut.

Arrrrr

Arrrrr

Hewan itu menatap tajam ke arah Ranu. Dari aumannya, Raline menebak jika hewan tidak jelas itu sedang marah.

"Ada apa denganmu Zebra?" Ranu mencoba menenangkan kucing raksasa bernama Zebra itu. Zebra menatap ke arah benda hitam yang dipegang Ranu, dia kemudian mengaum keras dan berlari ke arah laki-laki yang memasang wajah heran.

If Something Happens I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang