40. [HEARTBREAKING] Maaf, Ranu

563 26 0
                                    

Laki-laki berbaju pasien itu terguncang. Ia merutuk pada dirinya yang dengan ceroboh tertidur saat dia harus meminta penjelasan pada wanita yang beberapa lalu bilang akan pergi darinya.

Salahkan Melissa Si Pirang cerewet yang mengoceh tiada habisnya di samping bangsal hingga membuat Ranu yang sudah sadar kembali pingsan karena gendang telinganya mau meledak.

"Wah, badak kutub ini akhirnya selesai hibernasi juga." Ledek suara berat yang baru masuk ke ruang rawat.

Ranu tidak menggubris. Laki-laki itu sibuk mencabut selang infus dan memaksa bangkit dari bangsal.

"Dimana Raline?"

Jay terdiam sesaat lalu mengangkat bahu.

"Aku juga sedang mencarinya. Ponsel Raline tidak aktif, kukira dia sedang—Hei! Mau kemana kau?" seru Jay melihat Ranu berlari kencang.

Jay berdecak sebelum kemudian mengekor majikannya.

'Kebiasaan!'

***

Beberapa orang tampak menatap aneh pada laki-laki berbaju pasien yang tengah kelimpungan mencari seseorang. Wajah pucat, rambut lepek, bibir putih, mata sayu. Persis mayat hidup.

'Untung ganteng.'

"Mr. Zander! Anda tidak seharusnya keluar kamar. Kondisi anda belum stabil."

Seorang lelaki berkacamata dengan blazer putih khas dokter menghadang Ranu.

"Cctv! Dimana ruang cctv?"

Dokter itu sedikit heran namun tangannya langsung menunjuk koridor. "Lewat sini."

Dituntun oleh seorang dokter, mereka bergegas menuju sebuah pintu kayu dengan papan bertuliskan 'Ruang CCTV'.

Di dalam ruangan itu, dua orang tampak memasang wajah kebingunan dengan kedatangan seorang pasien yang sekaligus menjadi pemilik rumah sakit tempat mereka bekerja.

"Tuan Zander, ada yang bisa kami—"

Brug

Ranu mendorong kedua pria yang duduk di depan beberapa layar cctv besar. Dengan gesit, jemarinya menari di atas keyboard hitam mengetik sesuatu.

Dibelakang Ranu, tiga orang—tidak, sekarang menjadi empat ditambah seorang laki-laki berpakaian formal yang baru sampai dengan terengah-engah.

Manik hitam Ranu bergerak menyapu setiap inci layar monitor itu dengan teliti. Dia memicing saat menemukan objek seorang wanita yang sedang dia cari masuk ke dalam mobil sedan putih.

"Bukankah itu Raline?" Jay memicing.

Yang membuat Ranu geram adalah sosok laki-laki yang membukakan pintu untuk wanita dalam layar monitor itu.

"Tidak mungkin! Apa itu Gavin?" laki-laki yang sudah berdiri di sebelah Ranu melongo.

Jay semakin memicing saat menyadari kejanggalan "Tapi, kenapa Raline tidak menolak? Dia masuk sendiri tanpa dipaksa Gavin. Apa yang terjadi?"

Disampingnya, Ranu yang belum mengucapkan sepatah katapun mengepalkan tangan kuat-kuat hingga uratnya terlihat "Bangsat!"

Brak

Ranu meninju meja kayu hingga terbelah. Dua orang pengawas cctv dan satu orang dokter dibuat gemetar ketakutan karenanya.

Rahangnya mengeras, pria itu segera berlalu pergi meninggalkan ruangan diikuti sekretarinya.

Jay terbelalak saat majikannya tanpa ragu melepas baju pasiennya sambil melangkah melalui koridor.

"Ya ampun. Ada malaikat sedang menyamar jadi pasien?"

If Something Happens I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang