Setelah tidak sadarkan diri selama tiga puluh menit, kelopak matanya perlahan bergerak dan membuka. Kondisinya jauh lebih mendingan dan dia sudah sudah tidak menggigil lagi. Tentu itu karena, Ares membawanya ke dalam ruangan yang dipasangi penghangat ruangan. Ia juga mencarikan selimut tebal untuk Raline sesuai petunjuk dokter yang menjadi tamu undangan di acara itu.
"Aakkh.."
Erangnya lemah sambil mengelusi rahangnya yang terasa perih. Bayangan Ranu yang memukulnya begitu kuat terbesit di pikirannya. Padahal pipi yang dipukul tapi mengapa hatinya berdenyut nyeri? Kenyataannya hinaan Ranu jauh lebih menyakiti dari pada pukulannya.
"Raline, kau sudah bangun? Apa sudah mendingan? Kita ke rumah sakit ya?"
Ares menatap cemas wanita yang terbaring di atas sofa.
Raline menggeleng "Aku-shhhh"
Lagi-lagi dia mengerang menyentuh pipi lebamnya.
Ares yang melihatnya menahan sakit pun ikut meringis ngilu, "Kenapa kamu menyakiti dirimu sendiri?"
Raline menoleh.
"Kau tidak perlu menjauh dari Zander hanya karena Gavin mengancammu."
Kalimat Ares membuat Raline tercengang.
'Bagaimana Ares bisa tahu?'
"Aku pergi ke rumah sakit waktu itu setelah melihat darah yang begitu banyak di lantai apartemen. Aku pikir sesuatu yang buruk menimpamu."
Raline terdiam sesaat.
"Sayangnya, aku terlalu sehat waktu itu," Raline melirih.
"Gavin datang mengancammu, kan? Aku tahu. Aku mendengar semuanya. Bagaimana kau bisa menyerahkan hidupmu pada orang gila itu?"
Raline tidak menjawab. Dia hendak beranjak namun suara Ares menghentikannya.
"Apa hidup dan mati adalah lelucon bagimu? Kalian berdua sangat bodoh dan egois." Cela Ares.
Raline berbalik menatap lelaki yang tengah duduk di atas sofa.
"Apa kau tahu betapa sulitnya aku membuat keputusan ini?"
Ares menoleh menatap Raline, ia tersenyum remeh.
"Apa? Kau tau apa yang sebenarnya sedang kau lakukan?" Ares menjengitkan satu alisnya
"...kau kabur, Alih-alih menghadapinya. Apa kamu pikir itu sikap mulia memasrahkan diri pada keadaan? Jangan membodohi diri sendiri."
Raline mendengus. Ia tersenyum kecut, "Kenapa semua orang selalu mempersulit semua ini."
Raline kembali menatap Ares berani tanpa ragu. "Sikap mulia? Persetan, Aku tidak butuh itu. Aku kabur katamu? Memang apa salahnya? Selama aku bisa menyelamatkan Ranu. aku tidak peduli jika menjadi pecundang ataupun hina sekalipun"
Laki-laki berjakun itu menatap Raline yang terlihat begitu nestapa.
"Kau juga. Lebih baik menjauh dariku. Gavin sangat gila, dia bisa membunuh siapun tanpa ragu."
Ares membulatkan mata lantas berdiri.
"Tidak! Mengapa aku harus melakukan itu? aku akan melindungimu sampai kapan pun." Tandasnya.
Raline menarik napas panjang.
"Jangan keras kepala! Ranu, kau dan juga semua orang di dekatku..." dia mengambil jeda.
"Aku tidak butuh perlindungan atau belas kasihan kalian. Lindungi dirimu sendiri. Aku tidak akan mengubah keputusanku."
"Kau mau pergi kemana? Aku tidak akan membiarkanmu pergi."
![](https://img.wattpad.com/cover/278290949-288-k553176.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
If Something Happens I Love You
RomanceRaline Dhara, seorang psikolog, tersesat dalam hutan terlarang karena dikejar oleh pria bertopi fedora. Pertemuannya dengan Ranu, bilioner tampan berdarah dingin dan kejam, membuat Raline bertekad untuk menyembuhkan luka batin Ranu dan membuat laki...