Langkah heels mengetuk lantai berbahan keramik yang membentang luas menutupi permukaan tanah bandara international. Dua pasang langkah dibelakangnya tampaknya juga demikian meski tidak memakai sepatu berhak tinggi serupa.
Dua wanita paruh baya dan satu lagi seorang pria beraut datar. Penampilannya yang bisa dibilang 'nyentrik' dan mencolok membuat beberapa pasang mata yang bersliweran di bandara itu menoleh sembari geleng-geleng.
Bagaimana tidak? Wanita bergaya classy sassy itu berlenggok dengan memakai kacamata hitam, di kepala bertengger topi hitam yang pinggirnya melebar luas seperti payung, tubuhnya terbalut dress berbahan satin warna ungu yang semakin jelas menunjukan lekuk tubuh di usianya yang sudah hampir menginjak kepala lima.
Ah dia juga mengenakan sarung tangan berbahan jaring hitam, di lehernya mengalung benda berantai warna emas yang sangat menyilaukan mata dan hati yang melihat, lalu tas Hermes bewarna ungu senada pun menggantung di siku kirinya.
"Megan, sepertinya kau berlebihan memilih pakaian. Lihat bagaimana orang-orang menatap aneh dandanan norakmu itu!"
wanita yang melangkah di belakangnya mencibir.
"Kau lebih parah, Jalang."
Sebenarnya keduanya tidak jauh berbeda. Satu lagi wanita di belakang memakai busana serba hitam dengan rumbai-rumbai panjang yang beterbangan selayaknya layangan petani yang digunakan untuk mengusir burung di sawah.
Satu-satunya manusia yang normal disana, memakai setelan jas hitam dan kemeja putih seperti biasa hanya bisa mengelus dada sembari berjalan menahan malu yang menghantam relung dada sebab semua mata menatap ke arah mereka aneh.
"Nyonya Megan, Saya baru mendengar kabar bahwa Mr. Zander telah menikahi Nona Raline bulan lalu. mereka melangsungkan pernikahan diam-diam. Pernikahannya hanya dihadiri beberapa orang saja."
"Benarkah?"
Megan menghentikkan langkah. Ia melepaskan kaca mata hitamnya terkejut.
Vector mengangguk.
"Cih, ngakunya ibu. anaknya menikah saja tidak tahu," Lemon mengejek.
Megan ingin sekali menempeleng mulut Lemon yang tidak berpendidikan itu. Tapi ucapannya benar juga. Setelah melihat Raline sadar dari koma, Megan memutuskan pergi ke negeri tirai bambu, menemui rekannya, untuk membersihkan namanya dari daftar hitam pelaku tindak kriminal berat negara.
Ya. fakta baru yang mencuat bahwa Megan adalah kriminal berat di masa lalu. ia menjadi bandar narkoba besar di asia bahkan sampai merambah ke tanah eropa.
"Baiklah. Kupikir aku harus menyapa menantuku dulu setelah ini."
Senyum miring penuh misteri terbit di wajah awet mudah Megan. Ia kembali melanjutkan langkah gontai dibuntuti dua orang di belakangnya.
"Sudah punya nyali, hm?" sindir wanita berbaju hitam.
Megan tersenyum remeh. "Tentu saja, ha ha ha"
"Wah PD sekali ya, ma'am. Tapi nih mohon maaf. Aku ramal, beberapa bulan lagi, namamu akan kembali kotor." Lemon berdecih.
"Tidak masalah, bisa kubersihkan lagi." tawa renyah keluar dari mulut Sang Ratu berbaju ungu membuat dua orang itu bergidik ngeri.
***
Waktu terus bergulir seperti putik kembang yang kehilangan kelopaknya...
Kebanyakan manusia menganggap bahwa cinta itu hanya ilusi. Artinya, cinta hanya ada dalam angan-angan. Sesuatu yang tak berwujud, tak berbau dan tak nampak. Namun begitu, keberadaannya justru yang paling berdampak pada keberlangsungan belas kasih diantara sesama makhluk bumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
If Something Happens I Love You
RomanceRaline Dhara, seorang psikolog, tersesat dalam hutan terlarang karena dikejar oleh pria bertopi fedora. Pertemuannya dengan Ranu, bilioner tampan berdarah dingin dan kejam, membuat Raline bertekad untuk menyembuhkan luka batin Ranu dan membuat laki...