Sedang di fokus-fokusnya memperhatikan jalan agar gak jatuh saat mengendarai motornya, Nandar tiba-tiba mengerem mendadak ketika melihat seorang cewek berseragam putih abu-abu melintas cepat.
Otomatis si cewek kaget lalu terjatuh begitu saja ketika Nandar menghentikan motornya yang hampir aja menabrak tubuh cewek itu, Nandar berdecak lalu turun dari motornya sambil membuka kaca helm menghampiri cewek yang terduduk lemah di jalanan itu.
Jelas Nandar ingin memarahi, namun yang ada malah kalah cepat oleh omelan si cewek yang mengangkat kepalanya sadar Nandar mendekat.
"Kalau ngegas tuh jangan sambil ngelamun, liat sekitar juga ada yang bakal nyebrang atau enggak! Elo nggak liat apa anjrit itu tanda orang nyebrangnya ijo terus buat yang berkendara tuh merah?!" katanya lalu perlahan berdiri dengan sendirinya.
Nandar kicep. Baru kali ini ada cewek yang ngomel-ngomel padanya.
"Gara-gara lo ish anjrit gue yang udah telat makin aja telat, ck padahal gue udah taruhan seminggu nggak telat dan bakal dapet apa yang gue mau dari temen-temen sekelas gue tau nggak?!" katanya mengomel lagi membuat Nandar reflek meneliti lambang sekolah di bagian lengan kiri yang sama dengannya dan name tag si cewek di seragam bagian dada kirinya. Namanya Cherry Ayana.
Kok gemes, namanya dari buah?
"Elo siapanya Leci? Temennya?" tanya Nandar dengan polosnya, cewek yang ngomel-ngomel itu ternganga dengarnya.
"Ha?"
Nandar auto terkekeh, beneran jadi gemes sama cewek dengan nama buah manis di depannya ini.
"Cherry?" ledek Nandar dengan seringaian kecilnya, si cewek melotot paham dengan maksud Nandar akhirnya. Cewek itu dengan cepat memukul lengan Nandar dengan sekali geplak, Nandar menjerit kecil. "Tangan lo kecil tapi tenaga lo nggak maen ya." katanya mendengus.
"ELO NGELEDEKIN GUE BUAH?!" bentak si cewek melotot marah, tapi entah kenapa malah makin gemes di mata Nandar. Gimana enggak? Mukanya merah, mata yang kecil itu membulat lebar, bibirnya yang monyong natural, pipinya yang sedikit chubby, belum riasan tipis yang membuat wajahnya jadi keliatan baby face.
Sumpah, gemesin banget.
"Enggak," jawab Nandar dengan senyumnya yang terlukis manis, "Bareng gua aja biar nggak makin telat banget." katanya menawarkan.
"Terus apa kata murid-murid sekolah pas liat gue datang sama lo?" kata si cewek secara nggak langsung menolak tawaran Nandar.
Nandar mengernyit, "Lah emang ngapa?" tanyanya yang membuat tangan si cewek terangkat cepat menunjuk terang-terangan wajah Nandar.
"Muka lo yang babak belur gitu tuh mencirikan lo adalah murid berandal yang sukanya nyusahin sekolah, terus apa kata mereka yang liat gue si murid teladan datang bareng lo?!" jawab cewek itu ngegas pake banget, Nandar mendecih dengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nandar: Kakak Kelas Kesayangan
Fanfiction[completed] "Kak Ay, dewasa bukan diukur dari dia umur berapa aja, walau beda satu tahun, memangnya Kak Ay bisa menjamin Nandar itu slalu berpikir tentang hal-hal sepele seperti belajar dan main doang? Yuk, pacaran, cobain satu hari aja, pasti ketag...