21# When Everything Is Messed Up

230 50 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Seminggu pun berlalu. Ayana sibuk di kegiatan belajarnya dan banyak-banyak berpusing ria karena bingung mau lanjut kuliah dimana, mau sama si Abang biar deketan Abang sama Bunda tapi di sana nggak ada jurusan yang Ayana mau. Bahkan dari yang Ayana lihat di internet, jurusan yang dia mau ada diluar kota.

Mau nggak mau Ayana harus lebih konsentrasi buat cari nilai yang bagus agar bisa sampai ke kota sebrang biar cita-citanya tercapai, keren nggak sih kalau Ayana nanti jadi alumni lulusan ITB jurusan Astronomi terus menjadi salah satu Ilmuwan di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional?

Gila, itu cita-cita Ayana banget semenjak lulus SMP, sialnya yang bikin Ayana harus berusaha sekeras ini itu karena dia nggak belajar Fisika, Kimia dan Biologi. Alias, Ayana anak IPS, jadinya harus belajar ketiga pelajaran itu secara otodidak.

USBN udah tinggal semingguan lagi, Ayana yang sibuk belajar untuk cita-citanya, beda lagi sama Nandar yang sibuk karena mengurus LPJ-nya dari Paskibra dan Futsal. Kalau Futsal sih paling cuma ngadain acara makan-makan kali ya buat pergantian posisi karena Nandar cuma sebagai kapten aja bukan Ketua ekskul, nah, Paskibra ini loh yang bikin emosi.

Dan selama semingguan ini, Ayana dan Nandar sama-sama dilanda sakit kepala saking ribetnya urusan mereka. Tapi yang bikin kesal itu Ayana sedikit manja, apa-apa minta ditemenin, apa-apa minta Nandar datang ke rumah, apa-apa minta bantuan Nandar kalau belajar---mengingat Nandar kan anak IPA, makanya Ayana banyak tanya ke Nandar.

Untungnya Nandar sebangku sama Ari, kecerdasan otak si cowok mungil itu nular ke otak Nandar juga.

Contoh nih, kalau Ayana lagi belajar di rumahnya dan Nandar masih di sekolah sibuk di ruang OSIS bersama Daisy untuk mengurus acara serah jabatannya, lalu Ayana bakal tiba-tiba nelpon minta Nandar ke rumah buat ajarin dia Fisika.

Atau ketika Ayana butuh buku tambahan untuk belajarnya, dia bakal hubungin Nandar buat minta temenin padahal Uyon lagi santai di rumah.

Bahkan ketika Nandar lagi naik tensi sampai marah-marah debat bersama Daisy di sekolah, Ayana minta di anterin juga ke tempat yang memang lagi dia butuhkan.

Semuanya terlaksana, apapun yang Ayana minta Nandar segera menurutinya. Bukannya Nandar terlalu bucin dan tak bisa menolak, justru Nandar lebih sering menolak dan menjelaskan kalau dia lagi sibuk juga, tapi Ayana dengan keras kepala dan tak ingin mengalahnya memaksa Nandar untuk tetap mengantarkannya.

Contohnya gini.

"Ada apa, Ay?" tanya Nandar mengangkat telpon dari Ayana dengan tangan yang sibuk mengetik laporan di komputer milik anggota OSIS.

Terus Ayana jawab, "Ada buku yang mau aku beli, anterin ya?"

Nandar naik pitam saat itu juga, tapi Nandar mencoba bicara baik-baik untuk menolak.

"Nggak dulu ya, sumpah aku juga lagi sibuk ini ngurus laporan. Bang Uyon ada nggak?" katanya masih bicara dengan lembut.

"Ada sih, tapi maunya sama kamu."

Nandar: Kakak Kelas KesayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang