Pintu kamar terbuka membuat Ayana yang sedang belajar menolehkan kepala, ada Uyon masuk sambil bawa kresek. Ayana masih diam menatap, melihat Uyon kembali menutup pintu kamar sampai duduk di karpet samping ranjang lalu mengangkat kepala menatap Ayana.
Langsung tuh Ayana nyengir, "Ehehe, paan tuch?" katanya inisiatif sendiri beranjak dari meja belajarnya dan duduk depan-depanan sama Uyon yang sedang membuka bungkusan yang dia bawa.
"Nasi padang," jawab Uyon santai membuka satu bungkus nasi padang memberikan langsung ke depan Ayana, tapi pas Ayana mau langsung santap tangannya ditahan Uyon. "Pake sendok, biar nggak cuci tangan." katanya sambil memberikan sendok plastik yang sengaja dia pinta ke warung padangnya.
Ayana cuma iya-iya aja, dia begitu dikasih sendok beneran langsung makan. Sejak sampai di Bandung sih memang Ayana langsung belajar, lima jam dia mengerjakan latihan soal dengan jeda solat dan sesekali ke toilet tanpa makan sama sekali---paling minum aja yang di beli Uyon pertengahan jalan sore tadi.
Lalu Ayana melirik Uyon yang memainkan hape sebelum membuka bungkus nasinya, "Jam berapa Bang?" tanyanya membuat Uyon melirik sekilas.
"Setengah sebelas," jawab Uyon lalu buru-buru mengetik, kayaknya lagi chat sama Bunda buat kasih kabar. "Abis ini boleh lanjut belajar, tapi jam dua belas beneran selesai terus langsung tidur. Nggak papa kalau lo maksain kerja keras malam ini, asal nanti jangan pernah kecewa sama hasilnya. Itu bukan rezeki lo, tuhan udah siapin jurusan yang lebih baik jangan sampe lo nyalahin diri sendiri nanti." katanya berpesan sambil membuka bungkus nasinya.
"Iya," jawab Ayana disela mulutnya yang sibuk mengunyah, cewek itu lalu fokus makan sampai benar-benar habis tak tersisa. Lapar banget soalnya.
Habis Ayana makan, cewek itu minum dan langsung ke meja belajarnya lagi lanjut belajar. Bekas makan biar Uyon aja yang beresin, nggak bakal ngomel kok anaknya, soalnya lagi mode kalem.
Sementara Ayana sibuk dalam soal-soalnya, tanpa diketahui adik sepupunya ini, Uyon sebenarnya sedang bertukar pesan dengan Naura. Iya, bukan sama Bunda, udah sih tadi telpon pas lagi beli nasi padang.
Naura: LU BALIK KITA BERANTEM YA!!
Uyon: wkwkwk
Naura: gua sampe nangis anjir:(
Uyon: ya sori, yang penting makalahnya udah ke tangan lu ini
Naura: tapi gua masih emosi
Uyon: iya iya soriiiii elah
Naura: btw gua punya cerita
Uyon: lu ada cowok?
KAMU SEDANG MEMBACA
Nandar: Kakak Kelas Kesayangan
Fanfiction[completed] "Kak Ay, dewasa bukan diukur dari dia umur berapa aja, walau beda satu tahun, memangnya Kak Ay bisa menjamin Nandar itu slalu berpikir tentang hal-hal sepele seperti belajar dan main doang? Yuk, pacaran, cobain satu hari aja, pasti ketag...