Subuh-subuh Nandar udah pulang karena Ayah Mamanya Bintang sama Papi Maminya Ajun datang ke rumah sakit, cowok itu bersama Ari juga yang menjemput Zellica untuk pulang dan bersiap sekolah ke rumah masing-masing. Begitu juga Ayana.
Ayana yang udah mandi, udah wangi, udah cantik tinggal ganti seragam doang menunggu Nandar yang bersiap di kamarnya. Kalau Naura masih molor di kamarnya.
Jarum jam udah berpindah ke angka enam kurang, Nandar tak lama turun dari kamarnya udah pake seragamnya.
"Kamu tidur cukup nggak?" tanya Ayana sambil beranjak dari duduknya lalu mengambil langkah keluar rumah, namun Nandar menariknya.
"Ngantuk banget, Ay." keluh Nandar sambil memeluk Ayana menenggelamkan wajahnya di ceruk cewek itu, wangi sabun Naura tercium dari tubuh Ayana. Nandar tersenyum tipis.
"Nanti aja ke UKS," ucap Ayana memeluk Nandar juga dan mengusap punggungnya.
"Jangan di usap ih, makin ngantuk." kata Nandar membuat usapan Ayana berhenti, lalu cowok itu mengangkat kepalanya tanpe melepas pelukannya di pinggang Ayana. "Sayang, mau cium," pintanya sambil mendekatkan wajah.
Ayana panik, cewek itu mendorong langsung dada Nandar menjauh.
"Jangan," tolak Ayana, dia takut Nandar bisa tau semalam dia merokok.
Nandar berdecak sebal, "Aku tiap mau cium kamu kalau bilang dulu pasti nggak boleh."
"Iyalah, nggak boleh!" jawab Ayana membuat Nandar mendelik, lalu secara tiba-tiba Nandar meraih pipi Ayana kembali mendekatkan wajah. Tapi kali ini Ayana membaca pergerakannya, cewek itu mundur mengambil kedua tangan Nandar dan menjauhkannya.
"Ay??" rengek Nandar ingin meraih pipi Ayana tapi tangannya di genggam kuat Ayana.
"Nggak boleh sayang, udah yuk jalan." kata Ayana lalu menarik Nandar keluar rumah, yang ditarik pasrah aja menurut.
Sampai di depan, Nandar naik ke motornya duluan lalu memakai helmnya. Sementara Ayana sedang melepas jedainya seperti biasa lalu menjepitnya ke tali tas selempangnya, tapi tiba-tiba jedainya patah terbelah dua.
Ayana melebarkan matanya dan manyun, "Sayaaaaang! Liaaaat!!!" rengeknya memperlihatkan jedai yang biasa dia pake patah, Nandar menoleh mengambilnya asal dan membuangnya ke depan rumah. Ayana melotot, "ISH, JAIL BANGEEETTT!!!!!" jerit cewek itu sambil memukul lengan Nandar.
Nandar meringis menoleh tajam ke Ayana, "Beli lagi Ay." katanya.
"Seenggaknya nggak asal main buang gitu, respon apa dulu kek." omel Ayana tak kalah tajam membalas tatapan Nandar.
Nandar yang memang kesal karena nggak dapat satu kecupan dari Ayana lantas mendelik, dia memilih diam saja daripada makin emosi dan berakhir lepas kendali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nandar: Kakak Kelas Kesayangan
Fanfiction[completed] "Kak Ay, dewasa bukan diukur dari dia umur berapa aja, walau beda satu tahun, memangnya Kak Ay bisa menjamin Nandar itu slalu berpikir tentang hal-hal sepele seperti belajar dan main doang? Yuk, pacaran, cobain satu hari aja, pasti ketag...