Bintang: dimana
Nandar: baru sampe rumah ayana
Bintang: kalo mau bilang soal starla bilang aja
Nandar: ya
ReadKeluar dari room chat Bintang, Nandar langsung menelpon Ayana. Nunggu dulu beberapa detik sampai akhirnya di angkat.
"Hm?" dehem Ayana ketika telpon tersambung, suaranya terdengar seperti tersumbat membuat Nandar mengernyit heran.
"Kamu sakit?" tanya Nandar memastikan.
"Enggak,"
"Suaranya pengep begitu, pilek ya?"
"Enggak,"
"Ya terus?"
"Tidur, kebangun."
"Oh, ya udah lanjut tidur aja, aku pulang lagi kalau gitu."
"JANGAAAAAN!! Tunggu, aku keluar sekarang."
Sambungan telpon langsung mati, Nandar tetap di atas motornya menunggu Ayana keluar dari rumahnya. Kepalanya menoleh ketika suara pintu terbuka dengan kasar, Nandar reflek terkekeh melihat keadaan Ayana yang berantakan.
Lihat saja, cewek itu memakai setelan piyama biru muda dengan motif bulan sabit, sendal rumahannya dan tangan yang memeluk bantal Donald Duck-nya.
"Kamu yang kesini!! Aku nggak mau ke situ!" ucap Ayana ngegas di ambang pintu sana, Nandar mendecih lalu memasukan motornya ke halaman rumah Ayana dan menghampiri cewek itu.
Baru Nandar membuka sendalnya di teras, Ayana menyuruhnya untuk membawa sendalnya di simpan ke rak saja. Nandar menurutinya lalu kini berjalan mendekat dan berhenti di hadapan Ayana.
"Gerimis tau," ucap Nandar sambil meraih pipi Ayana dan mengusapnya, cowok itu melebarkan matanya kaget merasakan suhu tubuh Ayana sedikit panas. "Beneran sakit?" tanyanya memastikan dengan nada yang khawatir.
Ayana menjauhkan wajahnya dari tangan Nandar lalu melangkah mundur dua kali, bola matanya bergerak gelisah ke sana kemari guna menghindari arah tatap Nandar.
Cewek itu menggeleng kuat, "Enggak, siapa yang sakit?" elaknya.
Nandar mendecih melihat tingkah gusar Ayana, lalu cowok itu menempelkan punggung tangannya ke dahi Ayana. Kerasa lebih panas lagi, tapi cuma sekilas karena Ayana cepat menghindar lagi.
"Katanya tadi gerimis? Cepetan masuk, aku harus buru-buru pake headset sebelum ada hujan gede." titah Ayana membalikkan badannya membelakangi Nandar, "Jangan lupa tutup pintu." pesannya lalu ngibrit lari ke kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nandar: Kakak Kelas Kesayangan
Fanfiction[completed] "Kak Ay, dewasa bukan diukur dari dia umur berapa aja, walau beda satu tahun, memangnya Kak Ay bisa menjamin Nandar itu slalu berpikir tentang hal-hal sepele seperti belajar dan main doang? Yuk, pacaran, cobain satu hari aja, pasti ketag...