08# Gara-Gara Sakit

347 52 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Nandar keluar dari ruang kepala sekolah menuju lapangan, kepalanya sedikit pusing karena begadang semalaman untuk mengerjakan proposal lomba. Dia dapat pemberitahuan kemarin soalnya dari pihak panitia lomba katanya turnamen futsal di majuin jadi minggu depan, mau nggak mau semalaman Nandar membuat proposal di bantu sama Ari yang Nandar paksa ikutan gadang.

Tentu pakai sogokan cemilan biar Ari mau.

Bikin proposal nggak segampang bikin surat undangan, bahkan semalam aja banyak kata-kata yang dikritik Ari membuat Nandar agak frustasi. Pas selesai bikin proposal ternyata Ari ngerjain, sebenarnya udah bener dari awal sih cuman emang si Ari kepengen bikin Nandar emosi.

Yang lebih menyebalkan itu, Ari minta di izinin sakit dan cowok itu diam di UKS untuk tidur dengan alasan ngantuk abis begadang bantuin Nandar buat proposal. Sialan, padahal Nandar juga pengen bolos tadinya, tapi gara-gara Ari dia jadi nggak tidur dan merasakan pusing di kepala.

Anak-anak futsal inti Nandar kumpulin di lapangan sebelum mengantar proposal ke kepala sekolah, karena proposalnya di terima jadi Nandar harus mengarahkan dulu anak-anaknya.

Kepala Nandar makin memberat ketika memberi pengumuman pada anggotanya, cowok itu menahan sekuat tenaga agar tak menjadi lemah tiba-tiba. Malu lah, mana dia kaptennya.

Selesai memberi pengarahan dan memberitahu kalau mulai malam ini latihan futsal, Nandar duduk di pendopo kecil pinggir lapangan sambil memijit pelan pelipisnya. Tak lama nyusul Bintang duduk di sampingnya.

"Ari bilang balik ke rumahnya, si Ratu katanya mau main tapi nyokap dia nyuruh kita ikut main. Setuju sih gua, pasti nyokap si Ari sama gua satu pemikiran mencemaskan seorang Akbar Rindu yang bakal macem-macem ditinggal berduaan sama si Ratu." kata Bintang yang dibalas deheman Nandar, "Pusing coy?" tanyanya kemudian dan Nandar menjawabnya dengan deheman lagi. "Kuy kita ke UKS, sekalian suruh si Ari begawe." kata Bintang beranjak dari duduknya menarik Nandar supaya berdiri dan ikut berjalan mengikuti dirinya ke ruang kesehatan sekolah.

Sampai di UKS Nandar langsung aja merebahkan diri ke salah satu ranjang yang kosong, Bintang noleh dan mengikuti.

"Ntar pas balik gua kesini bawain tas lu," kata Bintang sambil menutup gorden yang menjadi pembatas ranjang Nandar ke ranjang lainnya, mendengar deheman Nandar yang sudah memejamkan mata membuat Bintang kembali bertanya, "Pusing banget nggak? Gua bawain obat nih mumpung si Rindu lagi ngaso noh di meja obat." katanya menawarkan.

Ari yang mendengar namanya disebut menoleh sinis ke Bintang, "Ari, bukan Rindu." ketus cowok itu menegur Bintang, tapi Bintang tak pedulikan karena masih fokus ke Nandar yang keliatan banget lagi sakit.

Bintang jelas khawatir, dia juga paham sama apa yang Nandar rasain cuma dari gerak-geriknya doang. Mereka berteman sejak masuk bareng ke SMP sampai sekarang, makanya Bintang lebih peduli dan mengerti keadaan Nandar.

Nandar: Kakak Kelas KesayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang