"Lu ngapain buka sepatu?" tanya Nandar menatap Ari dengan kening yang berkerut, Ari yang baru selesai membuka sepatunya itu mendongak.
"Gerah," jawab Ari singkat lalu lanjut kini membuka kaus kakinya.
"Katanya mau ke koperasi? Lu sendiri yang bilang tadi kalau jamkos mau fotokopi soal." kata Nandar membuat gerakan tangan Ari berhenti ketika sedang membuka kaus kaki yang tinggal satunya lagi.
"Anjing, gua lupa." ketus Ari lalu memakai kaus kakinya lagi sambil memaki kenapa juga dia harus ingat ketika semua kaus kaki sudah terlepas, Nandar melihatnya ketawa kecil lalu berjalan keluar kelas dan memilih menunggu Ari diluar sambil jongkok samping tiang koridor.
Mata Nandar memandangi lapangan, sekarang udah tinggal dua jam terakhir sebelum bel pulang berbunyi dan Nandar merasa kasian dengan kelas yang melakukan pelajaran olahraga di jam siang ini.
Di sana keliatan ada Yuda sama Fajar, teman satu ekskul Nandar di futsal. Berarti ini IPA 1, sampai mata Nandar menemukan keberadaan Sheryl. Nandar berdecih, emosinya naik melihat wajah cewek itu yang tanpa dosa tertawa bersama teman-temannya tanpa memikirkan Nandar yang stres gara-gara gosip yang dibuat cewek itu.
Bayangin aja, tadi pas istirahat kedua, sepanjang jalan dari kelas ke kantin dia ditanyain sama teman-teman seangkatannya. Ya, apalagi kalau bukan tentang snapgram Sheryl yang menunjukkan foto selfienya dengan Nandar.
Kalau saja Nandar lagi fokus, mungkin dari pas Sheryl minta tolong aja udah Nandar tolak mentah-mentah.
Tak lama Nandar melihat salah satu temannya Sheryl menangkap dirinya tengah memperhatikan Sheryl, cewek itu menepuk-nepuk lengan Sheryl heboh sambil menunjuk Nandar memberitahu kalau temannya sedang di perhatian.
Sorak kata 'cieeee' terdengar jelas bersamaan dengan wajah Sheryl yang perlahan memerah sambil membalas tatap Nandar, dalam hati Nandar memaki-maki Sheryl dan semua teman-temannya.
"Aseekkk, pandangin terus Dar!" seru Yuda dengan nada mengejeknya, Nandar sontak menoleh pada cowok itu lalu berdecak samar.
Nandar bangun dari jongkoknya dan membuang muka, malas menanggapi. Lalu Ari keluar dari kelas bersamaan dengan Yuda yang berteriak lagi.
"PJ lah Dar, anak-anak futsal khususon."
Otomatis Nandar kembali menoleh padanya, begitu juga Ari yang mengerutkan keningnya.
"Cewek gua kelas dua belas." ketus Nandar membalas kini, cowok itu dengan santai mengambil langkah sambil menarik kerah seragam Ari seperti kucing.
"Nggak usah begini monyet!" sentak Ari menepis kasar tangan Nandar, reflek aja membuat cowok yang lebih tinggi dari Ari itu terkekeh.
Suara sorakan anak-anak cowok kelas IPA 1 itu memenuhi lapangan, jelas Nandar sama Ari mendengarnya namun lebih memilih untuk abai. Apalagi beberapa dari mereka juga menyindir Nandar tentang snapgram Sheryl, seolah Nandar satu-satunya yang brengsek mempermainkan dua perempuan sekaligus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nandar: Kakak Kelas Kesayangan
Fanfiction[completed] "Kak Ay, dewasa bukan diukur dari dia umur berapa aja, walau beda satu tahun, memangnya Kak Ay bisa menjamin Nandar itu slalu berpikir tentang hal-hal sepele seperti belajar dan main doang? Yuk, pacaran, cobain satu hari aja, pasti ketag...