"Dar, ke loker ayo." ajak Ari sambil beranjak dari duduknya, Nandar mengernyit.
"Ngapain?"
"Jeli nggak bawa kaos olahraga, gua mau liat loker gua siapa tau ada." jawab Ari lalu berjalan cepat keluar kelas dan mulai berlarian ketika sudah menginjak lantai koridor, tak memperdulikan Fikar yang berteriak menanyakan cowok itu mau kemana. Untung ada Nandar yang baru beranjak.
"Fik, gua sama Ari ke loker, ambil paket Fisika." izin Nandar kemudian berjalan menyusul Ari yang sudah lumayan jauh.
Ari itu teman sepermainan Nandar. Nggak cuma cowok itu, ada Bintang dan juga Ajun dari kelas IPS.
Yang nanya Jeli, sebenarnya nama asli dia Ratu Zellica. Dipanggil Ratu sama seluruh warga sekolah, dipanggil Cici di rumah dan Jeli dari Ari sendiri yang buat. Biar gemes katanya. Ya, Zellica itu gebetannya si Ari.
Nandar geleng-geleng kepala melihat sosok Ari yang makin menjauh karena cowok itu berlari di koridor, segitu bucinnya dia sama si Zellica padahal nggak pernah di respon baik.
Kadang Nandar kesal. Kenapa punya teman yang bucin banget sama cewek? Udah tau ditolak berkali-kali, bahkan pakai kata-kata kasar juga tetap maju. Pantang menyerah sekali, kalau Nandar sih malas.
"Jeli mana?" tanya Ari pas sampai loker, Nandar mendengarnya samar sambil berjalan masuk juga ke dalam loker dan menghampiri kedua temannya---Bintang dan Ajun--yang sedang berganti seragam ke kaus olahraga.
"Loker cewek lah goblok," umpat Ajun menjawab, "Haduh, kenapa lagi gua punya temen goblok semua?" gumamnya sambil melepas kancing seragamnya, Nandar mendengar itu reflek ketawa.
Iya, Nandar emang receh.
"Jamkos cuy?" tanya Bintang yang dibalas anggukan Nandar, soalnya kalau Ari lagi sibuk sama isi lokernya. "Pelajaran siapa sih? Pak Mayat ya-- eh? Sape?" tanya lagi cowok itu sambil mikir.
Dengar ucapan konyol dari temannya itu, Nandar ketawa ngakak. Seharusnya yang disebut Bintang itu Pak Dayat, bisaan aja di plesetin jadi Mayat. Ah, sial, Nandar ngakak banget.
"Dayat, goblok." ralat Ajun sambil lempar kausnya ke wajah Bintang, sensi banget kayaknya. Sementara itu Bintang yang dilempar kaus malah nyengir tanpa dosa.
Tiba-tiba Ari udah tutup loker aja terus jalan keluar sambil nentengin kaus olahraga, kan sudah dibilangin tuh anak bucin. Pacaran aja belum.
"Dar," panggil Ajun membuat Nandar yang tadinya ngeliatin Bintang ribet banget ganti baju doang jadi noleh ke Ajun yang baru saja mengunci loker, "Lu kenal Jesya?" tanya cowok itu sambil berbalik melihat reaksi Nandar.
Nandar mengernyit, "Kenapa dia? Daftar pacar? Ngechat Ari sama Bintang dulu, apa langsung nyamperin lo ke kelas kemarin?" tanya balik cowok itu membuat Ajun rasanya pengen bunuh diri, Bintang bahkan sampe ikutan ketawa dengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nandar: Kakak Kelas Kesayangan
Fiksi Penggemar[completed] "Kak Ay, dewasa bukan diukur dari dia umur berapa aja, walau beda satu tahun, memangnya Kak Ay bisa menjamin Nandar itu slalu berpikir tentang hal-hal sepele seperti belajar dan main doang? Yuk, pacaran, cobain satu hari aja, pasti ketag...