19# Nangis Karena Kiloan

240 48 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Mata Nandar menatap was-was ke Bintang dan Ari yang sudah memejamkan mata dari dua jam yang lalu, kemudian Nandar melirik Ajun yang masih cengar-cengir seorang diri karena sedang sibuk bertukar chat dengan Jesayang-nya.

Nandar agak emosi, mengingat Bintang merampas hapenya dan entah di simpan dimana. Awalnya Nandar kira masih di dalam tasnya, ternyata ketika di cek udah nggak ada isinya sama sekali. Bintang terniat sih.

"Jun," panggil Nandar yang dibalas deheman Ajun, "Chat si Ayana, tidur belum?" katanya membuat Ajun menoleh dengan raut datarnya.

"Punya hape kan lo? Tolong ya, jangan ganggu kebahagiaan gua." kata Ajun merasa terganggu banget, Nandar mendelik sebal.

"Hape gua sama Bintang, nggak tau di umpetin kemana." kata Nandar membuat Ajun ketawa ringan.

"Dia tuh sayang sama temennya, pengen lu istirahat kan capek abis kejar bola. Sono tidur, nggak usah tanya-tanya si Cherry." titah Ajun yang paham sikap tegas Bintang kalau sudah mempedulikan teman-temannya.

"Nggak tenang anjrit, Ayana lagi marah sama gua." ucap Nandar lalu berdecak kecil, posisinya yang sedang tiduran di karpet sambil memandang langit-langit kamar Bintang.

"Ngapa?" tanya Ajun, sedetik kemudian dia ketawa gemes karena Jesya mengirim pap.

"Kemarin gua bilang mau ke rumah, tapi malah ketiduran. Kayaknya dia nungguin makanya sampe marah gini." jawab Nandar lalu menghela nafas berat.

"Ya udah, sekarang ke rumahnya." usul Ajun lalu melirik jam dinding sekilas. "Eh, tapi udah jam sepuluh." katanya tersentak sendiri nggak sadar udah semalam ini dan Jesya belum tidur, waktunya memberi peringatan pada Jesya.

Nandar berdecak, "Makanya gua suruh lu chat dia, tanyain udah tidur belum?" katanya sedikit ketus. Ajun nyengir aja.

"Iye, bentar." ucap Ajun lalu mengetikkan pesan untuk Ayana, tak lama dapat balasan karena kebetulan anaknya lagi online. "Masih Dar." katanya memberitahu.

Nandar langsung mengubah posisinya jadi duduk menatap Ajun penuh binar, Ajun yang ditatap begitu lantas menaikan sebelah alisnya.

"Elu ikut," kata Nandar membuat Ajun melotot kaget.

"Goblok, ntar lu uwu-uwuan gua ngapain? Nemplok dinding kek cicak?" kata Ajun sewot.

"Elu ke Abangnya kek, kan pernah deket? Alasan aja lu kangen dia gitu." ucap Nandar tanpa dosa, Ajun menghela nafas mencoba sabar.

"Abang dia biasa jarang di rumah, suka nginep ke rumah temennya." elak Ajun agar Nandar tak memaksanya.

"Chat lah anjir, tanyain si Ayana, Abangnya ada nggak?" ketus Nandar, Ajun kalau nggak sadar diri udah ngajak ribut Nandar sejak tadi.

"Nggak ah, nggak mau gua!" tolak Ajun mengundang kaki Nandar untuk menendang pahanya, Ajun mengumpat. "Iya anjing, iya! Bentar gua tanyain dulu." ngegas cowok itu kembali pada hape dan memberi pesan pada Ayana, sialnya balasan dari Ayana bilang Abangnya kebetulan lagi di rumah.

Nandar: Kakak Kelas KesayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang