"Pulang dulu ya," pamit Ajun yang dibalas anggukan Ayana, cewek itu nggak ada senyum sama sekali sejak Ajun datang ketika hujan lebat sampai sekarang. Ajun memakai helmnya dan menaiki motornya, lalu cowok itu noleh lagi melihat Ayana yang menunduk. "Kalau ada yang mau di sampein, bilang sekarang." katanya membuat Ayana mengangkat kepala menatap datar Ajun.
"Hape lo lowbat?" tanya Ayana masih tanpa ekspresi wajahnya.
Ajun langsung memegang saku celana pendeknya yang dipinjam Uyon karena seragamnya basah kena hujan tadi, dan Bunda menyuruh Ayana untuk mencucikan seragam Ajun dulu di rumah.
"Eh," ceplos Ajun jadi ingat sesuatu, "Hape gua di Jesayang, ehe." katanya sambil nyengir.
Mata Ayana melebar kecil, dia jadi tak bisa melanjutkan ucapannya dan lebih memilih diam saja.
"Ck, lain kali pegang, ntar kalau butuh susah." kata Ayana membuat Ajun mengernyit.
"Emangnya kenapa sama hape gua?" tanya Ajun heran.
"Nggak papa sih, agak aneh aja dari tadi nggak liat lo pegang hape." jawab Ayana yang dibalas anggukan Ajun, "Ya udah, gih pulang, hati-hati dijalan, jangan gadang juga nanti malem." pesannya yang dibalas anggukan Ajun lagi.
"Iya, dadah."
"Dadah."
Nandar
-"Selamat pagi rakyatku sekalian, Arjuna datang membawa kebahagian!" sapa Ajun di ambang pintu kelas lalu masuk sambil memutar tubuhnya kayak lagi nari balet.
Warga kelas yang biasanya mengumpat karena sapaan Ajun tiap masuk kelas sekarang jadi hening, menatap sendu Ajun yang tersenyum cerah.
Bintang merengek akting sok nangis beranjak dari bangkunya menghampiri Ajun ke depan, "Udah, anying udah, plis gua sedih liat lu gini pagi-pagi." katanya merangkul Ajun dan menyeretnya ke bangku mereka.
Ajun mengernyit, ada yang janggal sama anak kelasnya.
Sampai Kayla nyeletuk, "Jun, lo nggak tau apa-apa?" tanya cewek itu membuat satu kelas hampir mengumpat, padahal tadi mereka udah sepakat sama Bintang untuk gak bahas apapun yang lagi panas hari ini karena Ajun belum tau yang sebenarnya.
"Tau apa?" tanya Ajun bingung, "Ada PR ya jing? Ah, sial, gimana dong Bin, gua nggak tau. Gara-gara nitip hape ke Jesya kemarin lupa gua bawa, PR apa cepet gua nyontek buat hari ini doang." katanya seketika langsung panik, satu kelas menatapnya kasian.
Ajun benar-benar nggak tau apapun.
"Nggak ada Jun, kalau besok ada, sejarah." ceplos Chanda yang duduknya tepat di depan Ajun dan Bintang, Ajun menghela nafas lega.
Lalu tiba-tiba Ajun nyengir, "Bentar ya, gua ambil hape dulu ke Jesayang." katanya lalu melangkah riang keluar kelas setelah menyimpan tasnya ke atas meja, Bintang mengumpat tak sempat mencegah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nandar: Kakak Kelas Kesayangan
Fanfiction[completed] "Kak Ay, dewasa bukan diukur dari dia umur berapa aja, walau beda satu tahun, memangnya Kak Ay bisa menjamin Nandar itu slalu berpikir tentang hal-hal sepele seperti belajar dan main doang? Yuk, pacaran, cobain satu hari aja, pasti ketag...