41# Koridor Panas

174 41 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Sekarang hari senin, murid-murid masuk lagi ke sekolah setelah satu minggu di liburkan. Nandar jelas ke sekolah, tapi masih dalam mood yang belum baik.

Ayana yang harusnya libur pergi ke sekolah juga, ada kegiatan yang belum selesai. Kali ini jadwalnya pemotretan untuk Buku Kenangan alias Buken, sebenarnya fotonya bukan di sekolah, tapi harus kumpulan dulu di sekolah.

Sedihnya Ayana berangkat diantar Uyon karena Nandar masih marah, jangankan datang menjemput di chat aja di read doang. Bayangkan, cuma di read.

Sampai di sekolah, ramai kan, Ayana coba cari-cari keberadaan Nandar dari lapangan. Beruntung jajaran XI IPA ada di lantai dasar, jadi Ayana lebih mudah pantau kelasnya Nandar dari pinggir lapangan bersama teman-temannya.

Tak lama Nandar terlihat batang hidungnya, bukan dari dalam kelas, justru dari koridor mau masuk ke kelas. Mukanya datar banget, ah maksudnya emang slalu datar sih, cuman yang ini datarnya beda.

Kayak ada sinis-sinisnya gitu.

Terus pas mau masuk ke kelas, tiba-tiba ada ketua OSIS yang manggil Nandar membuatnya tak jadi masuk dan berdiri samping ambang pintu lalu ngobrol bareng si ketos.

Nggak ada sama sekali senyum dari wajah Nandar, bahkan ketika ada anak kelasnya berlarian di koridor terjatuh di samping cowok itu mengundang tawa semua orang termasuk teman-teman Ayana yang lihat, Nandar nggak ketawa dan cuma lirik sekilas.

Sadar ada Nandar, beberapa teman Ayana noleh ke Ayana. Melihat si cewek yang lagi memandangi pacarnya tanpa ekspresi dan juga fokus, ada binar tatap yang mengatakan Ayana merasa bersalah di sana. Jelas, dari sana teman-teman Ayana bisa menebak kalau hubungan antara Nandar dan Ayana sedang tak baik-baik saja.

Kania yang greget banget pindah duduk dari pendopo samping Ayana ke lantai koridor nyamperin Riki, dicolek lengannya sampai Riki yang sibuk gadoin es batu di cup pop icenya berdehem.

"Lu kesian nggak liat temen lu jadi tukang galau?" tanya Kania yang dibalas gelengan kepala Riki.

"Seneng sih gua," jawab Riki membuat Kania menabok kepala cowok itu, "Anjing, jatoh lagi kan esnya!" ketusnya sambil noleh ke Kania kesal.

"Ntar gua beliin lagi," ucap Kania membuat raut wajah Riki berubah drastis jadi cerah.

"Oke, lo mau gua ngapain?" tanya Riki sambil membuang asal cup pop icenya membuat Kania mengumpat, disogok dulu baru mau diperintah.

"Lu liat si Ay, serem nggak sih dia jadi pendiem begitu?" kata Kania sambil nunjuk Ayana yang duduk anteng di pendopo masih dengan pandangan yang lurus ke Nandar di depan kelasnya.

"Kenapa dia? Cowoknya udah tau soal ITB?" tanya Riki yang dibalas anggukan Kania, "Mampus, pasti cowoknya ngadat." katanya bergumam sendiri lalu bangkit dari duduknya, Kania tersenyum melihatnya.

Nandar: Kakak Kelas KesayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang