Pagi-pagi dapat chat dari Nandar, nyuruh Ayana buat sarapan dahulu dan dia akan menjemput ke rumah mengajak berangkat sekolah bersama. Ayana menangis sambil mandi, firasatnya benar tentang hal seperti ini akan terjadi suatu saat nanti dan mau nggak mau Ayana melewatkan kartun favoritnya karena dibuat terburu takut-takut Nandar cepat datang.
Pintarnya Nandar, cowok itu datang ketika Ayana selesai mandi. Jadi pas Ayana udah ada niat mau makan sambil menonton TV jadi urung, bahkan ketika sarapan Ayana yang ditonton Nandar. Lalu ketika selesai, Nandar langsung menyeretnya keluar rumah sebelum Ayana sampai ke tombol TV.
Uyon tertawa jahat melihat kejadian mengenaskan itu, sementara Bunda udah berangkat ke kampus lebih pagi.
Jadi, berakhirlah Ayana yang ngambek. Sampai di sekolah, cewek itu turun dari motor Nandar sambil manyun memberikan helm ke Nandar dengan memalingkan wajah. Nandar terkekeh lihatnya.
Nandar sengaja membiarkan Ayana menyodorkan helmnya tanpa dia ambil, memperhatikan Ayana yang nggak mau meliriknya dengan posisi yang masih duduk di atas motornya dan Ayana berdiri di samping.
"Ini ish helmnya," ketus Ayana menggerakkan tangannya kesal menyuruh Nandar mengambil helmnya, tapi sama Nandar masih di diemin nunggu Ayana menatap ke arahnya. "Banting nih!" ancamnya mengangkat tinggi helm di tangan, Nandar malah ketawa lihatnya.
"Banting aja, yang rusak helm kamu bukan helm aku." kata Nandar makin membuat Ayana kesal, lalu akhirnya Ayana ini menatap Nandar dengan tatapan tajamnya.
"Ini cepetan ambiiillll!!" rengek Ayana dengan emosi yang semakin naik.
"Katanya mau di banting?" goda Nandar tersenyum geli.
"Nandaaaar!!"
"Apa sayang?"
"Helmnyaaaaa!"
Nandar sedikit mencondongkan badannya ke Ayana dengan agak menunduk mensejajarkan wajahnya ke depan Ayana, jari telunjuknya menunjuk pipinya sendiri.
"Sun," ceplos Nandar sambil tersenyum manis, Ayana melotot dan malah mencubit Nandar sampai cowok itu menjerit.
"NGGAK ADA SAN SUN SAN SUN! GUE LAGI MARAH YA!" bentak Ayana kayaknya udah nggak bisa tahan emosi lagi.
"Sakit, Kak Ay!" salah satu jeritan Nandar.
"Ini cepetan ambil helmnyaaaaa!!!" kata Ayana kembali merengek lagi tanpa melepas cubitannya.
"Iya, tapi udahan nyubitnya!"
"Ya, pegang ini helmnya!"
"Nih udah diambil, nih!"
Setelahnya Ayana menarik tangannya lagi, puas hatinya sudah mengeluarkan kekesalannya pada Nandar dari rumah tadi. Tapi mukanya masih ngeliatin kalau dia masih ngambek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nandar: Kakak Kelas Kesayangan
Fiksi Penggemar[completed] "Kak Ay, dewasa bukan diukur dari dia umur berapa aja, walau beda satu tahun, memangnya Kak Ay bisa menjamin Nandar itu slalu berpikir tentang hal-hal sepele seperti belajar dan main doang? Yuk, pacaran, cobain satu hari aja, pasti ketag...