36# Sikap Santai

170 41 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Ceritanya Nandar ngambek sama Ayana, bawaannya pengen nyamperin terus marah-marah. Tapi Nandar sebisa mungkin menahannya, masa kalau apa-apa Nandar mulu yang peka nyamperin Ayana dan mengeluarkan keluh kesahnya? Kali ini Nandar mau Ayana yang peka.

Kenapa Nandar ngambek? Karena kemarin sore pas jalanin games, Nandar lihat Ayana banyak bercanda dengan teman-teman cowok sekelasnya. Iya tau cuma temen, tapi kan yang namanya cemburu nggak mandang status si pacar dengan cowok lain. Judulnya juga cowok lain.

Apalagi kan pas teman-teman cowok Ayana merangkul pundaknya malah dibawa santai sama Ayana, apa nggak mikir gitu Nandar ngeliatin?

Ayana terlalu friendly apa memang suka bodoh sih?

Sekarang Nandar lagi angetin badan depan api unggun, bareng teman-teman panitianya yang mengakrabkan diri saling mengobrol. Nandar dari tadi diam tak ikut bersuara dan lebih banyak mengumpat dalam hatinya.

Ketiga temannya menyebar, maksudnya masih dalam satu lingkaran namun duduknya jauh-jauhan. Nandar kebetulan duduk di batang pohon berdua sama Icel, cewek itu dari tadi bawel banget ngobrol sama teman ceweknya. Biasa lah obrolan cewek mah ghibah doang.

"Diem-diem bae lu," ucap Icel menegur Nandar sambil menyiku lengannya, Nandar yang lagi nggak nafsu bicara cuma berdehem aja. Icel tertawa, "Awas ntar kesurupan." celetuknya asal dan dibalas deheman Nandar lagi.

Kini Icel bergerak dalam duduknya, berganti posisi yang asalnya membelakangi Nandar jadi ikut menghadap api unggun bersama.

"Lo mau denger cerita nggak?" tanya Icel mulai mengajak bicara Nandar, "Tadi ya pas gue dipanggil Kak Melia, gue denger Kak Ay lagi diomongin anjrit! Di ghibahin yang nggak bener, terus dibanding-bandingin sama cewek-cewek seangkatan mereka yang cantik-cantik, katanya juga nggak pantes deketan sama lo. Ah banyak lagi pokoknya. Kayaknya sengaja deh ngomongnya pas ada gue, kan biar gue aduin ke elo, Kak Melia sama temen-temennya kan tau gue temenan sama lo." katanya panjang membuat Nandar yang lagi emosi tambah emosi.

"Ck, biarin aja." ketus Nandar menanggapi aduan Icel tanpa mengalihkan pandangannya dari api unggun. Itu kalau di bandingin, api unggung sama hatinya lebih panas hati Nandar kali.

"Wih, lagi sensi nih kayaknya." ucap Icel membuat Nandar berdecak.

"Gua nggak paham sama Ayana anjrit, dia tuh terlalu santai anaknya. Gua tau mereka cuma temen sekelas makanya deket banget, tapi kan bisa jaga diri buat nggak ngebiarin temen-temen cowoknya kurang ajar ngerangkul dia kapan aja." keluh Nandar membuat Icel tersentak, ternyata Nandar beneran sedang dalam mood yang buruk.

"Centil maksud lo?" tanya Icel.

"Dibilang centil mah terlalu kasar, Ayana cuma terlalu santai."

"Berarti gue juga begitu dong?"

Nandar menoleh dengan wajah herannya, Icel jadi reflek noleh juga dan mengerjap polos. "Begitu gimana?" tanyanya.

Nandar: Kakak Kelas KesayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang