"Ini serius?" tanya SinBi benar-benar tak menyangka ketika Jaehyun menyodorkan selembar kertas yang menyatakan bahwa dirinya diterima di pertukaran mahasiswa di Stanford University.
Jaehyun mengangguk. Ia dapat melihat wajah terkejut SinBi ketika membaca surat itu.
"A-anii.. Tunggu bentar.." ucap SinBi terpotong. Ia lalu berdiri dari kursinya. SinBi menghela nafasnya pelan.
"Jaehyun-ah. Bukannya ini terlalu mendadak?" tanya SinBi setelah kebingungan ingin mengatakan apa.
SinBi lalu diam. Ia benar-benar tak tau harus bersikap bagaimana. Disisi lain, Jaehyun masih berduka karena kematian ibunya beberapa hari yang lalu. Itulah yang membuatnya harus lebih bersabar menghadapi laki-laki ini.
"SinBi-ya, mianhae. Pengumuman itu memang mendadak. Gue udah ngajuin berbulan-bulan yang lalu dan hasilnya baru keluar akhir-akhir ini."
Jaehyun berdiri. Mencoba mendudukkan SinBi di sampingnya lagi. Menenangkan SinBi. Ini juga salahnya karena tidak pernah membahas atau memberi tahu SinBi tentang keinginannya untuk melanjutkan penelitian tugas akhirnya di luar negeri.
"Bi, lo satu-satunya orang yang gue punya sekarang. Jadi tolong percaya sama gue. Gue bakal balik lagi secepatnya." ucap Jaehyun sembari mengusap kepala SinBi.
SinBi hanya bisa menatap manik mata Jaehyun sekilas lalu kembali menunduk. Melihat surat yang masih ia bawa. 1 bulan lagi Jaehyun akan berangkat California.
"Ya, Bi. Percaya sama aku." ucap Jaehyun yang tiba-tiba menyebut dirinya "aku" sembari mengusap-usap puncak kepala SinBi. Jaehyun pun tersenyum kecil melihat SinBi yang juga tersenyum ketika mendengarnya.
"Apaan si aku-aku an." ucap SinBi sok sok an merajuk.
Jaehyun pun tertawa kecil. Ia hanya ingin menunjukkan bahwa ia serius dengan perkataan yang ia berikan pada SinBi.
"Iya. Mulai sekarang jangan pake lo-gue lagi, hm." ucap Jaehyun.
"Anggep aja itu tanda kalo kita lebih serius lagi mulai sekarang." lanjut Jaehyun membuat SinBi terdiam.
SinBi pun lalu mengangguk setuju. Jaehyun lalu menarik SinBi ke dalam pelukannya.
SinBi memeluk Jaehyun erat. Benar-benar memposisikan dirinya begitu nyaman di dada bidang milik Jaehyun.
"Amerika itu jauh. Emangnya kamu gak bakal kangen?" tanya SinBi dalam pelukan Jaehyun.
"Ya kalo itu pasti. Aku bakal kangen sama kamu."
"Tapi ambil positifnya aja, jarak membuat kita lebih tau betapa berharganya sebuah hubungan." ucap Jaehyun.
"Kamu tau kan, kamu berharga buat aku, Bi. Jadi aku pasti akan pulang buat kamu." lanjutnya.
Jaehyun baru ingin melepaskan pelukannya tapi kedua tangan SinBi tak mau melepaskannya.
"Mulai sekarang aku mau puas-puasin meluk kamu, Jae." ucap SinBi membuat Jaehyun terkekeh.
SinBi pun mengeratkan pelukannya. Benar-benar erat hingga ia dapat sepuasnya mencium wangi tubuh Jaehyun.
"Haruskah aku menginap malam ini?" ucap Jaehyun di sela-sela pelukannya.
~~~
Samar-samar Jaehyun terbangun karena sinar matahari masuk dari balkon kamar SinBi.
Ia menoleh, mendapati SinBi yang masih tertidur pulas di sampingnya. Jaehyun pun lalu memiringkan badannya menghadap ke arah SinBi yang tidur menghadap ke arahnya.
Tangannya terulur, menyelipkan anak rambut SinBi yang jatuh ke belakang telinga.
SinBi akhirnya terbangun ketika merasa seseorang menyentuh wajahnya. Ia pun samar-samar membuka matanya yang masih mengantuk dan melihat Jaehyun disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Better You [Jaehyun X SinB]
FanfictionTentang SinBi yang tidak sengaja bertemu seorang penolong sekaligus pengubah kisah cintanya. Tentang Jaehyun yang tidak sengaja bertemu dengan seseorang yang tidak ia sangka dapat mengubah cerita hidupnya. Tentang dua orang yang saling bertemu hingg...