Sinar matahari memang menyinari seluruh bumi menghangatkan setiap hati dengan cahayanya.
Namun tidak untuk Lisa, gadis itu tidak akan terpengaruh sekalipun dengan sinar hangat itu.
Cahayanya sudah lama lenyap, manik indahnya yang dulu berbinar kini telah kehilangan binarnya.
Kehangatan yang dulu selalu memeluknya sudah lama mendingin.
Tidak ada canda tawa seperti semestinya dulu.
Tapi tuhan ingin Lisa tetap hidup, hidup untuk menemukan cahayanya kembali atau mungkin Lisa yang akan menjadi cahaya untuk seseorang.
Entahlah skenario tuhan bagaimana.
"Lisa-ya ayo makan."
Namun perlu sedikit koreksi dari cahayanya yang sudah lenyap seutuhnya itu tidak benar-benar hilang. Masih ada satu yang membuat Lisa bertahan.
Shin Chaeyoung.
Sepupunya.
Senyum tipis terbit, "ayo makan, kamu harus makan yang banyak. Kali ini aku loh yang memasak bukan bibi Minju." Chaeyoung memapah tubuh Lisa untuk turun ke meja makan.
Chaeyoung dengan sabar menyuapi Lisa dengan telaten.
"Hari ini bersiaplah, kamu harus datang ke acara pengambil alihan perusahaan ballet itu." Lisa terdiam, senyum mirisnya muncul.
Ah, dia hampir lupa akan hak ahli waris.
"Tenang aku akan membantu mu, aku akan mengurus semuanya. Bibi Nami tidak kan mendapatkan sepeser pun dari harta ayah mu."
Lisa tersenyum tipis, "terimakasih Chaeyoung."
Chaeyoung tersenyum mengelus surai hitam adik sepupu nya itu, dia sangat menyayangi Lisa ibaratkan adik kandungnya sendiri.
Ayah Chaeyoung adalah kakak dari ibu Lisa sedangan bibi Nami adik dari ayah Lisa.
"Baiklah Lisa aku harus pergi mengurus kantor mu itu, ah sungguh ini melelahkan." keluh Chaeyoung, karena semenjak kedua orangtua Lisa meninggal akibat kecelakaan ayah Chaeyoung meninta Chaeyoung untuk memimpin sementara perusahaan ayah Lisa agar tidak menjadi milik bibi Nami, wanita itu sangat serakah.
Lisa mengangguk, "aku pergi, sampai jumpa di sana. Kamu harus tampil cantik mengerti? Aku mencintaimu, sampai jumpa."
"Bibi tolong bantu Lisa, paman Han antarkan Lisa dengan selamat ya." paman Han, orang kepercayaan kedua orangtua Lisa itu mengangguk.
Bahkan paman Han sudah menganggap Lisa sebagai putri nya sendiri, sejak kecil dia selalu dengan nona muda nya itu.
"Baik nona, saya akan menjaga nona muda."
••
Lisa tampil cantik dengan dress biru lengan panjang dengan hiasan tiara di atas kepalanya serta kalung berbentuk bintang yang dia kenakan.
Lisa menatap kosong kearah cermin rias.
"Nona muda sangat cantik," ucap bibi Minju, dia tersenyum melihat wajah cantik Lisa. Sangat sempurna.